Mohon tunggu...
Shofar Atthoyibi
Shofar Atthoyibi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IPB University

Saya merupakan mahasiwa IPB University jurusan Matematika. Hobi saya adalah berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tim KKNT IPB Desa Jambekumbu Melakukan Pemanfaatan Limbah Kapulaga sebagai Bahan Pupuk Organik Cair

13 September 2022   15:20 Diperbarui: 13 September 2022   15:37 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKNT IPB melakukan pelatihan pembuatan pupuk organik cair di Balai Desa Jambekumbu. Foto:  Dokumentasi pribadi

Desa Jambekumbu, Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu sentra penghasil beberapa komoditas pertanian dan perkebunan, diantarannya pisang mas, biji kopi, dan kapulaga.

“Tanaman kapulaga menjadi salah satu sumber penghasilan terbesar warga desa Jambekumbu.” Ujar Pak Edi salah satu perangkat Desa Jambekumbu.

Limbah kapulaga dibagi menjadi 3 jenis diantaranya, limbah tanaman, limbah tandan, dan limbah kulit kapulaga yang bijinya telah dikeluarkan. Limbah kapulaga yang dihasilkan oleh petani masih belum mampu dioptimalkan pemanfaatannya dengan baik oleh masyarakat desa Jambekumbu. Selain dari limbah tandan kapulaga, masyarakat desa Jambekumbu sebagian besar memiliki ternak kambing sendiri dengan rata-rata kepemilikan ternak < 5 ekor, sehingga limbah kotoran kambing menjadi salah satu permasalahan yang sering dijumpai di desa Jambekumbu. Oleh karena itu, diperlukan upaya dalam pemanfaatan limbah kapulaga dan kotoran kambing guna memaksimalkan efisiensi serta efektifitas sumber daya alam dan manusia yang ada di desa Jambekumbu, serta bentuk penanggulangan dampak lingkungan yang dihasilkan oleh limbah tandan kapulaga dan limbah kotoran kambing.

“Ketika kami melakukan survey di lapangan, kami melihat limbah kapulaga yang tidak dimanfaatkan. Sehingga, kami berfikir apakah limbah tersebut bisa dimanfaatkan.” Ujar tim KKNT IPB Desa Jambekumbu saat melakukan presentasi Lokakarya di Balai Desa Jambekumbu.

Awalnya, kami melakukan tahap persiapan dengan melakukan pengujian terhadap tanaman kapulaga dan tanaman alpukat yang dibagi menjadi 4 perlakuan. Didapatkan perlakuan yang paling efisien yaitu menggunakan perbandingan campuran kotoran kambing, limbah kapulaga, Mollases, dan EM4 sebesar 20 : 4 : 4 : 1, dengan keberhasilan yang tinggi dan waktu fermentasi dipersingkat menjadi 15 hari. Mollases sendiri merupakan zat kental hasil pemurnian tebu atau bit gula menjadi gula. Sedangkan EM4 mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik, untuk memfermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar tanaman

Setelah tahap persiapan dan pengujian selesai, selanjutnya dilakukan penyuluhan yang mendatangkan masyarakat dari empat dusun yang berbeda di desa Jambekumbu dengan menargetkan masyarakat yang memiliki ternak kambing dan tanaman kapulaga.

Praktek pembuatan pupuk cair organik oleh tim KKNT IPB Desa Jambekumbu. Foto: Dokumentasi pribadi
Praktek pembuatan pupuk cair organik oleh tim KKNT IPB Desa Jambekumbu. Foto: Dokumentasi pribadi
Antusiasme masyarakat selama acara berlangsung sangatlah tinggi ditandai dengan banyaknya masyarakat yang mengajukan pertanyaan terkait mekanisme pembuatan pupuk organik cair berbahan dasar limbah kapulaga dan kotoran kambing untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang bagaimana cara pembuatan pupuk organik cair yang baik dan benar. Dapat dilihat beberapa masyarakat sudah mulai membuat pupuk organik cair dari limbah kapulaga dan kotoran kambing di rumahnya masing-masing.

Penerapan pembuatan pupuk organik cair oleh masyarakat Desa Jambekumbu. Foto: Dokumentasi pribadi
Penerapan pembuatan pupuk organik cair oleh masyarakat Desa Jambekumbu. Foto: Dokumentasi pribadi
Pupuk organik ini sangat berpotensial untuk dikembangkan menjadi produk yang memiliki nilai jual dengan skala yang lebih besar atau skala industri yang ditunjang dengan peralatan yang lebih modern dan memiliki daya tampung yang lebih besar, terutama di Desa Jambekumbu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun