Mohon tunggu...
Shodiq ImP
Shodiq ImP Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Nama : Shodiq Imam Purnomo,

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Trends Cyber Crime Terbesar Saat Ini dan Yang Akan Datang

9 Desember 2019   21:54 Diperbarui: 9 Desember 2019   21:59 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dunia maya merupakan representasi dari dunia nyata,  dimana dalam dunia maya juga terdapat pengguna yang memiliki sifat baik dan jahat. Di dunia maya anda akan menemukan orang-orang yang menggunakan pengetahuan dan kemampuan digital mereka untuk berbuat baik dengan membantu orang lain (biasa dikenal sebagai white hats atau ethical hackers) , namun dilain sisi ada juga yang menggunakan keterampilan digital mereka untuk menyebarkan ketakutan dan menciptakan kekacauan. Para pembuat onar ini diketahui melakukan penipuan, melanggar privasi, dan bahkan mencuri identitas anda.

Pelaku cyber crime tidak tanggung-tanggung dalam melakukan aksinya, mereka menggunakan modus dan alat yang canggih untuk melakukan kejahatan tersebut. Kerugian yang dihasilkan juga tidak tanggung-tanggung. Perusahaan teknologi di China memprediksi bahwa imbas kerugian dari cyber crime pada 2021 mendatang mencapai USD 6 Triliun. Laporan mengenai kasus cyber crime tercatat mencapai 556 pada tahun 2019 (Cyberpol, 2019). 

Di Indonesia sendiri Cyber Mabes Polri mencatat sepanjang 2018 ada sebanyak 4 ribuan laporan kasus terkait cyber crime. Jenis dan modus cyber crime juga beragam, mulai dari identity theft, cyberstalking, botnets, illegal contents, phising, bahkan cyber crime melalui virus malware yang marak terjadi beberapa tahun lalu yaitu malware ransomware wannacry dimana virus ini bekerja dengan cara mengunci data dari para pemilik data tersebut, dan data tersebut akan terbuka jika korban tersebut membayar $189 untuk mendapatkan alat untuk menghapus virus tersebut.

Selain cyber crime di atas, ada beberapa cyber crime baru yang diyakini merupakan cyber crime terbesar yang perlu diwaspadai bagi pengguna internet di tahun 2019 dan 2020 mendatang yakni :

1. Kit Phishing Tingkat Lanjut

Phising adalah suatu metode untuk melakukan penipuan dengan mengelabui target dengan maksud untuk mencuri akun target. Phishing merupakan salah satu cyber crime yang paling sukses dan sangat susah untuk dikenali, karena sebagian besar situs phishing tetap online setiap harinya dan memiliki kesamaan dengan situs-situs biasa.  Pada hari ini hanya 65% dari total URL di internet dianggap dapat dipercaya. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah phishing akan meningkat karena saat ini telah muncul kit phising yang tersedia di web gelap (deep web). Kit ini memungkinkan orang dengan hanya pengetahuan teknis dasar untuk menjalankan serangan phishing mereka sendiri. Dengan lebih banyak alat yang tersedia, phishing akan menjadi metode serangan yang bahkan lebih berbahaya.

2. Serangan melalui Smartphone

Salah satu serangan cyber crime yang paling umum untuk smartphone adalah kegiatan penjelajahan internet yang tidak aman (phishing, malware). Menurut RSA, Lebih dari 60% penipuan online dilakukan melalui platform seluler, dan 80% penipuan seluler dicapai melalui aplikasi seluler, bukan peramban web seluler. Kebanyakan orang menggunakan ponsel mereka untuk mengatur kegiatan administrasi atau menangani data pribadi merekan, para pengguna ponsel sering kali menyimpan semua informasi mereka di ponsel, hal ini meningkatkan resiko keamanan data tersebut.

3. Kerentanan Keamanan Home Automation & Internet Of Things (IoT)

Industri Internet Of Things (IoT) merupakan sebuah konsep dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer. IoT telah berkembang dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-electromechanical systems (MEMS), dan Internet. Banyak konsumen melihat IoT sebagai hal yang bagus dan tidak perlu diwaspadai, karena sebagian besar dari IoT tidak memiliki antarmuka pengguna. Namun, perangkat IoT tidak hanya mengumpulkan data saja. Tetapi bisa menjadi titik masuk bagi penyerang atau alat untuk meluncurkan serangan penolakan layanan (DDoS) yang didistribusikan. Perangkat IoT tidak aman menurut desain, karena menempatkan fokus pada keamanan akan secara signifikan meningkatkan biaya produksi dan pemeliharaan, dan dengan akses antarmuka pengguna yang terbatas membuat pengguna sulit untuk mengolah data dan keamanan dari perngakat IoT tersebut.

4. Memanfaatkan Kecerdasan Buatan (AI)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun