Mohon tunggu...
Shita Ayu Azizi
Shita Ayu Azizi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public Health’20

Happy Reading ✨

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pergaulan Remaja di Zaman Sekarang

23 Februari 2021   08:35 Diperbarui: 23 Februari 2021   09:18 1785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pergaulan remaja di zaman sekarang ini bisa di bilang cukup mengkhawatirkan. Karena, banyak remaja sekarang yang salah mengambil langkah dalam bergaul. Demi kesenangan dan kepuasan diri, para remaja banyak terjerumus dalam perilaku yang menyimpang. Contohnya adalah pergaulan bebas. Pergaulan bebas dapat mengakibatkan remaja melakukan tindakan atau perilaku yang tidak pantas untuk mereka lakukan. Tindakan tersebut seperti menggunakan narkotika dan obat-obatan terlarang, mengonsumsi minuman keras, melakukan sex bebas, tawuran, merokok, menonton video atau konten yang mengandung pornografi, dan lain-lain.

Pergaulan bebas dapat disebakan karena kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan atau agama dan ketidakstabilan tingkat emosi. Selain itu, kurangnya bimbingan dari orang tua juga berpengaruh besar terhadap pergaulan remaja. Sehingga  mereka seakan-akan merasa dibebaskan dan bisa berbuat sesuka hati. Lingkungan masyarakat sekitar juga bisa mempengaruhi pergaulan remaja tersebut. Lingkungan dapat mempengaruhi pemikiran remaja untuk melakukan hal yang semestinya tidak dilakukan. Terkadang dengan siapa mereka harus bergaul itu tidak menjadi sesuatu yang harus mereka pikirkan. Mereka tidak sadar mana yang baik dan mana yang tidak baik bagi diri mereka sendiri. Hal itu bisa terjadi karena mereka sedang mencari jati dirinya masing-masing menuju pola pikir yang lebih dewasa.

Contoh kasus pergaulan bebas ini terjadi pada sepupu penulis sendiri. Dia adalah seorang perempuan yang sekarang berumur 18 tahun. Ketika dia masih berada di jenjang SD hingga SMP, dia adalah anak yang berkelakuan baik, rajin, taat mengerjakan sholat, dan selalu mendapatkan juara di sekolahnya. Namun, ketika dia menduduki bangku SMA, tingkah laku dia sangat berubah. Dia menjadi anak yang malas, nakal, tidak pernah sholat dan selalu membantah orang tua. Perubahan tingkah laku tersebut disebabkan karena pada saat SMA dia mendapatkan lingkungan pertemanan yang tidak baik sehingga dia mudah terpengaruh. Apalagi saat itu dia sedang berada di masa pubertasnya sehingga ingin mencoba segala sesuatu yang dianggapnya baru.

Karena pergaulan di lingkungan sekolahnya sangat tidak sehat, dia menjadi terjerumus ke pergaulan yang salah. Dia mulai berani bolos sekolah dan hal itu sering dilakukannya. Gaya bicara dia juga berubah, dulu dia adalah anak yang bertutur kata lembut namun sekarang kata-kata kotor dan kasar menjadi bahasa dia sehari-hari. Selain itu, dia sering pergi nongkrong menggunakan pakaian yang tidak sopan dan pulang hingga larut malam bahkan kadang tidak pulang sama sekali. Dia juga sering pergi ke tempat karaoke atau club malam bersama teman laki-lakinya sambil merokok dan bahkan mengonsumsi minuman keras. Sebagai anak yang masih muda, tentu pergaulan dia sangatlah memprihatikan. Apalagi dia adalah seorang anak perempuan tentu sangat tidak baik dan tidak wajar dilihat banyak orang.

Sekarang, dia sudah lulus dan berhasil menyelesaikan sekolahnya. Meskipun dia adalah remaja yang nakal dan salah pergaulan, namun ia tetap mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Tetapi orang tuanya tidak mengizinkan karena faktor ekonomi dan orang tuanya lebih menyarankan dia untuk bekerja namun dia tidak mau. Akhirnya dia memberanikan diri untuk tetap mengikuti ujian mandiri di salah satu perguruan tinggi di Sumatera Utara. Hasil dari ujian mandiri tersebut yaitu dia dinyatakan lulus dan berhasil masuk ke perguruan tinggi pilihannya. Namun sayangnya, ketika pada tahap daftar ulang ia dinyatakan gugur karena ia tidak bisa membayar UKT tahap pertama. Ia marah kepada orang tuanya karena tidak bisa menyanggupi keinginan dia. Karena kejadian itu, ia merasa frustasi dan kondisi pergaulannya semakin parah. Dulunya, ketika pergi main dia tidak pulang ke rumah hanya satu malam saja, namun sekarang ia semakin liar. Ia bisa tidak pulang selama 3 hari bahkan sampai seminggu. Orang tuanya bahkan sudah lelah membujuk dan menasehatinya.

Sebagai orang yang mengamati langsung kondisinya, penulis melihat bahwa perilakunya sekarang ini sangat tidak baik. Bahkan tidak ada perubahan sikap dan tingkah laku pada dirinya. Pergaulannya juga masih sama, masih berada di pergaulan bebas yang tidak sehat. Semua kegiatan buruk seperti mengonsumsi minuman keras, nongkrong dan pergi ke tempat karaoke hingga larut malam masih tetap di lakukannya. Penulis melihat bahwa dia seperti orang yang tidak memiliki tujuan hidup. Tidak ada kegiatan yang dilakukannya, hanya menganggur dan ingin bersenang-senang saja. Hal ini karena sudah menjadi kebiasaannya sehingga membuat ia semakin menjadi-jadi dan lupa diri. Bahkan sekarang semakin banyak remaja-remaja yang terjerumus kedalam pergaulan bebas seperti itu.

Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi pergaulan bebas tersebut yaitu perlu banyaknya perhatian dan peran besar dari orang tua dalam membimbing anaknya. Lalu, perlu adanya bekal agama dan bekal pengetahuan bahaya pergaulan bebas sejak dini sehingga bisa meminimalisir terjadinya pergaulan yang tidak sehat. Selain itu, lingkungan dan orang-orang di sekitar sangat penting dalam menentukan pergaulan remaja. Para remaja hendaknya pandai memilih teman agar tidak terjerumus ke pergaulan yang salah. Karena, ketika para remaja bergaul dengan teman yang berkelakuan baik maka remaja tersebut pasti akan mendapatkan dampak positifnya. Contohnya, dengan seringnya bergaul dan berkomunikasi dengan banyak teman, bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman dalam banyak hal yang sebelumnya tidak diketahui. Selain itu, dalam bergaul para remaja bisa saling bertukar pikiran dan mendapat masukan yang positif dari banyak orang. Tentu itu menjadi hal yang baik bagi perkembangan remaja di masa sekarang ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun