Semarang, 30 Agustus 2025 – NeuroFun, bisnis media edukasi berbasis sensory play yang aman untuk anak autisme dan ADHD, sukses menyelenggarakan Neu-Play Inclusive Campaign secara daring (online) pada Sabtu, 30 Agustus 2025. Kampanye ini berpusat di Semarang dan diikuti oleh 211 peserta yang berasal dari beragam daerah di Indonesia, mencerminkan antusiasme lintas kota dan generasi terhadap isu inklusivitas.
Dengan tema “Kesadaran Bermain Inklusif bagi Anak ADHD & Autisme”, kegiatan ini menekankan pentingnya ruang bermain yang ramah bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti autisme dan ADHD. Melalui rangkaian aktivitas edukatif, talk show, dan sesi penganugerahan Best Campaigner yang diadakan secara virtual, peserta diajak memahami bahwa bermain inklusif bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana penting untuk stimulasi sensori, perkembangan sosial, dan penerimaan keberagaman.
“Kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa setiap anak berhak merasakan pengalaman bermain yang aman, menyenangkan, dan setara,” ujar Shilla Jalil Al Haqq, pendiri NeuroFun. “Dukungan dari pemuda dan komunitas menjadi kunci terciptanya lingkungan yang benar-benar inklusif.”
Peserta dari Seluruh Nusantara
Kampanye ini menarik minat mahasiswa dan pelajar dari sekitar 120 institusi dan sekolah yang tersebar di 48 kota/daerah di Indonesia. Data peserta menunjukkan keberagaman yang luas:
Kota/daerah dengan peserta terbanyak: Bandung (6 peserta), diikuti Jakarta Barat, Pekanbaru, Surabaya, dan Jakarta (masing-masing 2 peserta).
Institusi dengan peserta terbanyak: Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan 17 peserta, disusul Universitas Negeri Surabaya (UNESA) (9 peserta) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) (5 peserta).
Peserta juga datang dari berbagai universitas dan sekolah seperti Universitas Udayana, Universitas Terbuka, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Telkom University, Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Xin Zhong School, serta SMA/SMK dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Lampung, Samarinda, hingga Makassar. Dari total 211 peserta, sekitar 57 peserta tidak mencantumkan nama institusi pendidikan, tetapi tetap aktif mengikuti rangkaian kegiatan. Hal ini menunjukkan minat luas tidak hanya dari kalangan kampus dan sekolah, tetapi juga dari masyarakat umum yang peduli isu inklusivitas.
Keberagaman asal peserta ini menegaskan bahwa kampanye Neu-Play telah menjadi gerakan nasional, menjangkau pemuda dan pendidik dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Bali dan Nusa Tenggara.