Mohon tunggu...
Shifana Maulidya
Shifana Maulidya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk lebih bahagia

Social Worker With Disability

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sakralnya Janji Suci di Balik Pandemi

12 April 2020   12:59 Diperbarui: 12 April 2020   12:53 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Turut menjadi saksi dari janji suci mereka via Video Call dan Live Instagram (dokpri)

Sejak berminggu- minggu yang lalu aku sudah menyimak begitu banyak kabar dan berita tentang mereka yang tetap mengucapkan janji sucinya di tengah pandemi yang belum juga kunjung usai. 

Biasa- biasa saja, dan wajar- wajar saja. Aku juga beralibi, takkan menjadi masalah ketika akad nikah atau pemberkatan dilakukan dengan segala ketentuan  protokol kesehatan yang ada. 

Hanya boleh disaksikan secara langsung oleh segelintir orang, dilakukan dengan cepat dan seefektif mungkin hingga mungkin beberapa bagian romantis pada prosesi ini ada yang terpaksa dihilangkan.

Tapi sejak tadi malam, rasanya agak berbeda. Mulai ada sedih yang terasa. Ya, salah satu yang pertama dari kami berempat akan melaksanakan akad nikah. Itu artinya dia akan punya seorang lelaki yang siap pasang badan untuk melindungi dan membahagiakannya setelah bapak. 

Yang akan memilikinya sepenuhnya, menjadi seorang istri. Yang akan menjadi 'bayi besar' nya, menemani sepanjang hari, bermanja sepanjang waktu. Dan sudah saatnya, mau ataupun tidak, kami bertiga juga harus merelakan sebagian perhatian dan waktunya untuk pak suami. Ya, salah satu fase menuju dewasa sepenuhnya  yang sepertinya akan mengubah sebagian besar kehidupan pada tiap-tiap manusia.

Kami berempat memang banyak menghabiskan waktu bersama. Kami  saling mengenal sejak September 2014, hingga sekarang, menjelang enam tahun, bahkan hampir selalu terlibat dalam kegiatan yang sama selama empat tahun. 

Setiap hari berjumpa, setiap hari bersama, mulai dari sekedar makan kulit goreng Bu Egom sambil bercanda, sampai saling bersama dan menguatkan saat ada pada titik- titik rendah dalam hidup. 

Saling hujat tapi sayang. Saling menertawakan tapi peduli. Ya, begitulah kira- kira. Meski kini terpisah jarak ratusan kilometer, semoga tidak memudarkan apa yang sudah kami jalin di hati, hingga nanti suatu saat semua sudah menemukan tambatan hati, memiliki buah hati, atau bahkan, sudah saling beruban dan saling menua.

Tadi malam, sejak pukul delapan hingga pukul sebelas, kami menghabiskan waktu seperti 'malam lajang' melalui video call. Apa yang dibahas? sebenarnya hampir 80% adalah hal- hal yang tidak penting. 

Bukan apa- apa, kami tahu bahwa sahabat kami yang satu ini orangnya panikan. Jadi kami mencari topik bahasan yang bisa membuatnya tertawa dan relaks. Benar- benar malam lajang yang terakhir, sampai dia tertidur, benar- benar tertidur, lalu kami mematikan sambungan telepon. 

Sangat aneh rasanya. Sungguh. Biasanya kami selalu saling ada saat melewati momen- momen penting. Ada dalam bentu raga, maksudnya. Kalau ada di hati, tak perlu ditanyakan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun