Di era modern saat ini, semua orang pasti menggunakan teknologi untuk memudahkan hidup seseorang. Teknologi  komunikasi adalah suatu perangkat yang memungkinkan seorang individu lebih mudah untuk berkomunikasi dengan orang-orang di berbagai wilayah. Komunikasi ini bisa berupa telepon, video call, maupun mengirim pesan. Teknologi tersebut yakni, telepon genggam, laptop, e-mail, maupun aplikasi chatting lainnya, seperti LINE, WhatsApp, dll. Sedangkan, teknologi informasi adalah teknologi yang memudahkan seseorang untuk mendapatkan informasi dari berbagai wilayah dengan waktu yang singkat. Beberapa contoh dari teknologi informasi tersebut adalah televisi, radio, internet, dsb.
Menurut Em Griffin, teknologi komunikasi yang digunakan dalam media massa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia disebut "nothing remains untouched by communication technology". Menurut McLuhan, bukan isi yang penting dari suatu media, melainkan media itu sendiri yang lebih penting atau "medium is the message".
"Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat." Kalimat ini sepertinya sudah tidak asing lagi didengar di telinga kita. Bagaimana tidak? Teknologi memudahkan orang untuk mengakses sesuatu di dunia maya tanpa batas. Hal ini yang dapat menyebabkan dampak positif dan dampak negatif, tergantung bagaimana perspektif dan stigma masyarakat dalam menyikapinya. Realitanya, 2 dampak ini dapat terjadi di waktu yang bersamaan. Contoh riil dari 2 dampak ini ternyata banyak terjadi di kalangan masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa/i yang sedang berkumpul untuk nongkrong di sebuah cafe. Mereka memang sedang berkumpul, tapi mereka sibuk dengan gadget masing-masing. Mereka tidak menganggap kehadiran orang lain di dunia nyata, tapi mereka menganggap kehadiran orang lain di dunia maya. Bahkan, tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa lebih nyaman menjalin hubungan pertemanan atau persahabatan di dunia maya daripada di dunia nyata. Â
Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, begitu juga halnya dengan penyalahgunaan teknologi oleh masyarakat. Berikut adalah solusi (jalan keluar) menurut kami.
- Setiap orang pasti tidak ingin dibatasi, oleh karena itu kita sendirilah yang harus mengetahui batasan kita masing-masing dan jangan sampai kebablasan, termasuk dalam hal pemanfaatan teknologi.
- "Time is money", karena itu kita harus menghargai waktu dengan membagi waktu kita untuk belajar, makan, olahraga, bermain, tidur, dll. (tidak hanya menghabiskan waktu berjam-jam untuk menggunakan gadget).
- Sebagai orang tua yang mempunyai anak, untuk menghindari kecanduan anak bermain gadget, sedari dini dibiasakan untuk membuat kesepakatan dengan anak mengenai batasan jam menggunakan gadget. Sehingga, saat mereka bertumbuh dewasa, mereka lebih bijak dalam mengatur waktu.
- Sebagai generasi penerus bangsa di era digital, hendaknya kita tidak terpaku terus-menerus pada teknologi, karena sumber informasi bukan hanya dari gadget saja, melainkan bisa berasal dari buku. Ingat, buku adalah gudang ilmu dan jendela dunia.
Sebagai pengguna teknologi di era digital, kita hendaknya mempunyai cara pandang yang selektif. Selektif berarti kita tahu mana saja hal positif yang harus kita terima dan hal negatif yang harus kita tolak. Di zaman sekarang, pasti tidak semua informasi terbukti benar. Bisa saja mereka memasukkan berita palsu yang menghasut pikiran kita atau yang bisa disebut hoax. Apalagi jika berita hoax ini berkaitan dengan sosial budaya yang dapat menyebabkan terjadinya disintegrasi sosial. Untuk itu, mulai sekarang marilah kita memanfaatkan teknologi dengan bijak demi kelangsungan dan kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia.
Dibuat Oleh:Grace&Vicky/XI IIS 1
