Mohon tunggu...
Shavira Ardelya
Shavira Ardelya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Psikologi Univeritas Brawijaya

Semoga artikel yang saya buat bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mari Tingkatkan Kewaspadaan dengan 3M

14 Desember 2020   18:50 Diperbarui: 14 Desember 2020   18:59 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi covid-19 yang melanda Indonesia sudah berlangsung lebih dari 9 bulan lamanya. Covid-19 di beritakan pertama kali pada bulan Desember 2019 di Wuhan, Cina. Karena ada seorang laki-laki lansia yang meninggal karena covid-19. Kemudian karena banyaknya peningkatan dan cepatnya penyebaran keseluruh dunia oleh WHO dinyakatan sebagai situasi pandemi. Situasi pandemi tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO yaitu Tedros Adhanom di Kota Jenewa, Swiss.

Di Indonesia kasus pasien pertama covid-19 dilaporkan pada awal bulan Maret 2020. Setalah kasus pertama tersebut terjadi lonjakan kasus baik itu OPD, PDP, maupun positif covid-19. Sampai pada bulan Desember 2020, total pasien covid-19 terkonfirmasi positif yang tercatat sejak kasus pertama di Indonesia mencapai angka 605.243 kasus. Angka tersebut terlihat terus bertambah dan cenderung meningkat pada bulan desember ini. Berbagai tindakan telah dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah bertambahnya kasus covid-19.

Secara keseluruahan covid-19 sendiri berdampak pada psikologis seseorang seperti stress serta perasaan cemas yang muncul yang diakibatkan karena adanya situasi pandemi mengancam secara tiba-tiba. Hal ini dipicu dikarenakan pandemi yang belum juga ada titik terang akan berakhir. Respon yang diberikan masyarakat khususnya orang dewasa pada masa awal pandemi sangat beragam. Ada yang merasa cemas tidak dapat bekerja seperti sebagaimana mestinya, stress akibat adanya sistem lockdown, stress akibat banyaknya kasus PHK masal dikarenakan angka perekonomian yang terperosok, dan masih banyak lagi. Beberapa hal yang telah disebutkan itu termasuk dalam dampak negatif akibat pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia khususnya di Indonesia sendiri.

Penerapan protokol kesehatan di Indonesia sendiri dapat dikatakan masih kurang ketat dan juga masyarakat yang masih kurang peduli akan bahayanya covid-19. Terlebih lagi makin membludaknya tingkat pasien yang terpapar covid-19 di Indonesia tidak semerta-merta membuat orang sadar akan semakin bahayanya virus ini, belum lagi ada kabar terbaru mengenai Delirium. Dilerium disini merupakan gejala covid terbaru dimana pada penderita gejala ini mengalami sulit untuk fokus, suka melamun dan lamban untuk bereaksi, daya ingat menurun, halusinasi, sulit untuk berbicara, kebiasaan tidur berubah, sering mengalami gelisah, mudah tersinggung dan perubahan mood secara tiba-tiba. Penerapan protokol yang tepat serta pentingnya kesadaran masyarakat untuk saling membantu memutus tali rantai corona dengan 3M. 3M yang dimaksud disini adalah Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak, 3 kegiatan ini menjadi hal penting protokol kesehatan di seluruh tempat yang ada. 

Baru-baru ini keluar  issue mengenai ditemukannya vaksin covid-19. Pemerintah memang berencana memulai program vaksin ini mulai bulan November kemarin. Dan untuk pemberian vaksinisasi kepada masyarakat rencananya dimulai pada awal tahun 2021. Kemudian, berita mengenai datangnya vaksin ini pada Minggu 6 Desember 2020 lalu menjadi kabar baik bagi upaya pemerintah menangani pandemi covid-19. Walau vaksin ini sudah datang, pemerintah masih harus menunggu hasil evaluasi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Namun sejalan dengan pemerintah berusaha menemukan vaksin ini, masyarakat harus tetap waspada dengan menerapkan dan patuh pada protokol kesehatan yaitu 3M karena hal ini adalah kunci untuk proteksi diri.

Berbicara tentang kewaspadaan, menurut data yang penulis dapatkan dengan melakukan pengambilan data melalui kuisioner. Hasil menunjukan untuk keadaan sekarang ini sudah banyak orang yang merasa bosan, jenuh dan resah dengan pandemi ini yang tidak kunjung selesai. Hal itu membuat 58,3% dari data yang penulis dapatkan, mengatakan sudah banyak mereka yang melakukan aktivitas diluar ruangan. Maka kewaspadaaan dari masyarakat harus kembali ditingkatkan dengan mempertimbangakan kembali jika ingin beraktivitas di luar rumah.  Salah satu Hal yang perlu dipertimbangkan yaitu akibat yang akan timbul jika semakin banyak orang yang merasa sudah tidak waspada terhadap virus ini dengan beraktivitas dengan bebas diluar rumah. Akibat yang dibicarakan berupa semakin naiknya kasus-kasus baru perihal orang yang terpapar covid-19, jika masih banyak orang yang terpapar atau malah justru semakin naik. Kehidupan atau kegiatan seluruh masyarakat sebelum adanya pandemi covid-19 tidak akan kembali, contoh seperti kegiatan belajar yang dilakukan di sekolah. Maka penulis berharap, bahwa pembaca dapat meningkatkan kewaspadaan tersebut dengan mempertimbangkan kembali jika pembaca ingin pergi atau beraktivitas di luar rumah namun jika memang diharuskan, tetap menjalankan protokol kesehatan berupa 3M.

Tim Penulis :

  • Muhammad Ardhian N. 185120301111010
  • Shavira Ardelya 185120301111013
  • Paramita Pratiwi 185120301111013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun