Mohon tunggu...
shantana wira
shantana wira Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kontroversi Perusahaan Brand Spar (Kerusakan Laut)

27 Oktober 2017   19:34 Diperbarui: 27 Oktober 2017   19:40 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

.Permasalahan lingkungan menjadi salah satu faktor munculnya beberapa kerusakan yang ada di Bumi. Kerusakan yang terjadi merusak ekosistem tidak secara langsung, tetapi dalam jangka panjang dapat menimbulkan permasalahan yang cukup besar bagi seluruh umat manusia. Permasalahn yang terjadi di Bumi megenai lingungan atau ekosistem tidak hanya di akibatkan oleh umurnya yang sudah semakin tua, ada beberapa faktor yang juga ikut ambil adil dalam kerusakan yang ada salah satunya adalah untuk beberapa perusahaan yang kegitan atau proyeknya berhubungan langsung dengan alam. Salah satu contoh yang muncul disini berhubungna dengan sebuh industri atau perusahaan Brand Spar. Perusahaan ini bekerja mengambil minyak bumi yang ada ditengah laut.

Brand Spar merupakan sebuah perusahaan minyak yang cukup besar di dunia. Perusahaan ini pada awalnya berjalan dengan baik, tetap muncul permasalahan dari kegiatan yang dilakukuan oleh perusahaan ini. perasalahan yang timbul berkenaan langsung dengan lingkungan, tepatnya laut dimana perusahaan ini melakukan kegiatan mereka. Sulit untuk mengingat sebuah kontroversi lingkungan yang telah mendapat banyak perhatian media seperti dugaan tenggelamnya platform penyimpanan minyak Brent Spar yang dimiliki bersama oleh Shell dan Exxon di dasar laut Atlantik Utara. 

Apa yang membuat kontroversi Brent Spar menarik adalah bahwa ini adalah bukan isu lingkungan sampai pelampung penyimpanan minyak yang ditinggalkan itu diduduki oleh aktivis Greenpeace pada akhir April 1995. Shell selaku pemiliki dari perusahaan tersebut memberikan empat opsi untuk untuk mengurangi dampak dari pencemaran lingkungan yang ditimbulkan. Setelah melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap opsi-opsi ini, Shell memutuskan untuk menerapkan opsi keempat, terutama karena biaya yang cukup rendah dengan dampak lingkungan yang kecil (BPEO). Pilihan kedua yang paling realistis, yaitu pembongkaran horizontal di darat, terlihat empat kali lebih mahal dan berisiko tinggi bagi pekerja (enam kali lebih tinggi) dan risiko polusi air asin yang rendah namun terukur dalam kasus terjadi kecelakaan yang tidak disengaja.

Permasalahan yang terjadi disini sebenarnya terjadi dikarenakan kelalayan dari pihak perusahaan. Sebuah peraturan harus dimunculkan untuk menggapi permasalahn tersebut. dampak dari perusahaan ini apabla tidak segera dselesakan maka akan menjadi sangat buru untuk lingkungan. Pada permasalah Brand Spar, pemerin sebenarnya sudah membuat sebuah regulasi dalam menyelesaikan permasalahan. 

Pada bulan Desember 1994, DTI menyetujui strateginya. Di bawah pedoman konvensi baru di lingkungan laut (Konvensi Oslo-Paris), U .K. Pemerintah memberitahu negara-negara Eropa lainnya pada tanggal 16 Februari rencana Shell untuk menenggelamkan platfonn tersebut. Karena tidak ada negara yang menanggapi. Batas waktu 60 hari untuk keberatan yang diberlakukan oleh Konvensi pada tanggal 16 April, U .K. Pemerintah menerbitkan izin pembuangan untuk Shell pada minggu pertama bulan Mei dan melibatkan penduduk Greenpeace dan media.

Kontroversi Brent Spar melanda media dengan foto aktivis Greenpeace yang menerjunkan meriam air dari kapal tunda Shell. Pada tanggal 9 Mei, Kementerian Lingkungan Hidup dan Pertanian Jerman memprotes kepada Pemerintah Inggris bahwa pembuangan lahan belum diselidiki secara signifikan. Sebagai protes datang setelah batas waktu Pemerintah Inggris menolaknya. Sepanjang Mei, Brent Spar tetap tinggi dalam agenda media. 

Greenpeace melakukan sebuah kerja sama dengan pihak politik dan kelompok hjau lainnya dengan elakukan pemblokiran pom bensi yang ada di adreah tersebut. kelompok ini sendiri melakukan pemblokian atau boikot padda pihak Shell bukan tanpa alasan. Adda beberapa indikasi yang digunakan untuk melihat tinadkan perusahaan tersebut. pertama Shell ddianggap tidak bertangung jawab, serakah, politik, dan Shell dianggap sebagi sasaran empuk untuk boikot. Politk menjadi sebuah alasan yang sebenarnya agak sensitif. Beberapa negara seperti Jerman dan Denmark ikut serta dalam tindakan peboikotan tersebut. Masalah moral sekali lagi diangkat pada permasalahan ini, yang mana masyarakat mencoba untuk menjaga kelestarian laut.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun