Mohon tunggu...
Shannon Jesselyn Tjoanda
Shannon Jesselyn Tjoanda Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi Ilmu Komunikasi

My goal is to be a person who is not only useful to myself, but also useful to everyone. Easy going and dare to try new things are two representing attributes which will be beneficial not only for me in creating new connections but also for the organization to gain more attention from the public.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menjadi yang Terbaik Itu Mudah, kok!

23 November 2020   16:45 Diperbarui: 23 November 2020   17:04 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu semua manusia ingin menjadi yang terbaik di setiap kejadian hidupnya. Suasana terbaik tersebut bisa meliputi penampilan, wawasan, pengalaman, dan perilaku individu. Seseorang juga ingin menampilkan yang terbaik tentu agar memiliki kesan pertama yang baik. 

Dalam berkomunikasi, pesan nonverbal dan verbal yang disampaikan dapat mempengaruhi pembentukan sebuah kesan pertama. Kesan pertama menjadi sebuah hal yang penting bagi seseorang yang ingin menjalani hubungan kerjasama. Orang dengan kesan pertama yang baik tentu akan meningkatkan peluang untuk menjalankan kerjasama dengan orang lain (lebih kredibel).

Nonverbal communication is communication through means other than language---for example, facial expression, personal space, eye contact, use of time, and conversational silence (Martin & Nakayama, 2018)

Penampilan yang Tidak Berlebihan

Seringkali seseorang jika ingin bertemu dengan orang lain cenderung berpenampilan sederhana dan bahkan seadanya. Namun hal tersebut justru harus dihindari karena akan memberikan kesan yang kurang baik. Penampilan yang seadanya (memakai kaos, celana pendek, sandal) membuat kita secara tidak langsung memberikan arti bahwa kita kurang menghormati lawan bicara. 

Dengan penampilan yang rapi namun tidak berlebihan akan menunjukan bahwa kita menghargai dan menghormati orang tersebut. Berpenampilan secara apa adanya akan membuat lawan bicara menjadi malas untuk melanjutkan pembicaraan tersebut. Sebaliknya lawan bicara kita akan lebih menghargai kita apabila penampilan kita lebih rapi dan tidak berantakan.

Menjabat Tangan dengan Pasti

Seringkali apabila kita diajak untuk berjabat tangan, kita cenderung hanya mengulurkan tangan kita. Padahal sebenarnya melalui cara kita berjabat tangan juga memberikan pesan-pesan secara nonverbal. Oleh karena itu kita harus dapat melakukan jabat tangan yang baik dengan memperhatikan beberapa aturan seperti:

  • Usahakan saat berjabat tangan kondisikan tangan tidak memegang barang apapun dan memastikan kondisi tangan saat itu kering dan bersih
  • Ketika posisi kita sedang duduk maka kita harus berdiri dan baru menjulurkan tangan untuk berjabat tangan, hal tersebut menunjukan bahwa kita benar-benar menghargai lawan bicara kita.
  • Saat berjabat tangan usahakan untuk web to web contact dan jangan hanya menggenggam jari lawan bicara karena akan memberikan kesan kurang percaya diri.
  • Saat berjabat tangan sesuaikan kekuatan agar tidak terlalu lemah dalam menjabat tangan. Kekuatan lemah akan memberikan persepsi memiliki kepribadian yang lemah dan kurang menghormati lawan bicara.

Etika Memberikan Kartu Nama

Dalam memberikan kartu nama, usahakan agar kita memberikannya dengan menghadap ke lawan bicara dan mengulurkan kedua tangan serta dengan kondisi tulisan mengarah kepada lawan bicara. Hal tersebut dilakukan agar lawan bicara dapat dengan mudah membaca tulisan pada kartu nama tersebut. 

Dengan seseorang memberikan kartu nama dengan aturan tersebut maka akan memberikan kesan yang lebih professional di bidangnya. Memberikan kartu nama dengan posisi yang tidak benar memberikan persepsi kepada lawan bicara bahwa kita kurang menghargai lawan bicara kita.

Akhiri Percakapan dengan Kesan yang Baik

Apabila dari awal kita telah berusaha memberikan kesan pertama yang baik, akhir dari percakapan menjadi hal yang paling penting dalam penentuan kesan yang baik. Percakapan yang diawali dengan jabat tangan harus di selesaikan dengan berjabat tangan. Tetap menunjukan konsistensi untuk mendengarkan serta menghargai lawan bicara. Selain itu juga akhiri pembicaraan dengan berterima kasih kepada lawan bicara karena telah meluangkan waktunya untuk berbicara dengan kita.

Sumber:
Martin, J. N. & Nakayama, T. K. 2018. Experiencing Intercultural Communication: An Introduction (6th ed.). New York: McGraw-Hill Education.

#kabuajy11

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun