Mohon tunggu...
shania hendra
shania hendra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa FISIP UAJY

Terima kasih sudah meluangkan waktu dan membaca :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benarkah Gestur Tangan Bisa Menyebabkan Perselisihan?

26 September 2020   18:20 Diperbarui: 26 September 2020   18:32 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Shania H. G

Dalam berkomunikasi kita tidak hanya menggunakan komunikasi verbal, tetapi seringkali kita juga melakukan komunikasi non-verbal. Salah satu komunikasi non verbal yang sering kita gunakan baik dengan disengaja maupun tidak disengaja adalah gesture tangan. Namun apakah gesture tangan yang biasa kita gunakan memiliki arti yang sama di wilayah yang berbeda?

Untuk mengetahui hal tersebut mari kita lihat gambar diatas. Apa yang anda pikirkan ketika melihat gambar diatas? Apakah anda melihat hal tersebut sebagai simbol mengharapkan keberuntungan atau malah melihatnya sebagai simbol yang lain? 

Di Amerika gesture tangan seperti gambar diatas diartikan sebagai simbol mengharapkan keberuntungan (Gayatri, 2019). Apakah hal tersebut sesuai dengan apa yang ada dipikiran anda? Jika tidak, anda tidak perlu khawatir karena meskipun berbeda arti belum tentu pengertian yang anda ketahui selama ini mengenai simbol tersebut salah. 

Contohnya dalam American Sign Language (ASL) gesture tangan menyilangkan jari telunjuk dan jari tengah seperti gambar diatas merupakan simbol yang menggambarkan huruf R. Sedangkan di Vietnam gesture tangan tersebut menggambarkan alat kelamin wanita (Gayatri, 2019). Hal ini menunjukkan bahwa di wilayah yang berbeda gesture tangan bisa dipersepsikan atau memiliki arti yang berbeda dan simbol dapat bermakna positif maupun negatif.

Lalu apa yang terjadi jika kita menggunakan gesture tangan yang menurut kita memiliki arti yang positif di wilayah yang menganggap gesture tersebut memiliki arti yang negatif? Tentu saja hal tersebut dapat memicu perselisihan. 

Contohnya ketika orang Amerika menggunakan gesture jari tengah dan jari telunjuk yang menyilang di Vietnam, hal tersebut bisa dianggap oleh orang Vietnam sebagai ejekan atau pelecehan terhadap wanita karena gesture tersebut di Vietnam melambangkan alat kelamin wanita. Padahal orang Amerika itu tidak memiliki maksud seperti itu karena di wilayah mereka, orang-orang berpersepsi bahwa gesture tersebut memiliki arti mengharapkan keberuntungan. 

Perbedaan persepsi ini bisa terjadi karena orang Amerika tersebut berada di wilayah yang memiliki budaya yang berbeda dengan budayanya. Hal ini sesuai dengan yang ditulis oleh Samovar (2010, h.221)dalam bukunya Komunikasi Lintas Budaya, bahwa persepsi itu merupakan bagaimana suatu budaya mengajarkan anggotanya untuk melihat dunia dengan cara yang berbeda. 

Jadi setiap orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda mereka juga akan melihat dunia dengan cara yang berbeda dan memiliki persepsi yang berbeda. Oleh karena itu ketika kita berada di wilayah yang memiliki kebudayaan yang berbeda kita harus lebih berhati-hati dalam bertingkah laku, berbicara ataupun menggunakan simbol dan menghargai budaya di wilayah tersebut.

Menurut Samovar (2010, h. 224) pola persepsi dapat dipelajari karena setiap orang lahir ke dunia tanpa suatu pemahaman, sehingga orang belajar untuk melihat dunia dengan cara tertentu yang berdasarkan pada latar belakang budaya. Hal tersebut kemudian membentuk persepsi yang disimpan oleh manusia dalam bentuk kepercayaan dan nilai. 

Contohnya orang Amerika percaya bahwa gesture jari tengah yang disilangkan dengan jari telunjuk merupakan simbol mengharapkan keberuntungan. Maka anak-anak Amerika ketika sering melihat gesture tersebut dari orang lain mereka akan mempelajari kemudian memiliki kepercayaan dan persepsi yang sama mengenai arti gesture tersebut karena mereka memiliki latar belakang budaya yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun