Menarik sebenarnya untuk mengetahui mengapa seseorang menjadi pendukung Jokowi. Adalah merupakan fakta bahwa banyak pendukung Jokowi yang bahkan berasal dari kelompok religious Islam meskipun memang mustahil mengukur kadar religious seseorang.
Kategorisasi ini pada dasarnya tak berlaku mutlak dan ada juga banyak perkecualian. Berikut kategorinya :
1. Kelompok yang mendapatkan benefit dari berkuasanya Jokowi. Kelompok ini mendapatkan keuntungan misalnya banyak dapatkan proyek pemerintah, keuntungan bisnis dll.
2. Kelompok warga Tionghoa. Dukungan ini sepertinya  bermula ketika Jokowi  mengakomodir Ahok sebagai cawagub DKI. Kelompok warga Tionghoa merasa bahwa Jokowi membuka peluang bagi mereka untuk masuk dalam lingkaran pusat kekuasaan. Meskipun tak semua kelompok warga Tionghoa yg jadi pendukung Jokowi dan hanya bersikap netral atau beroposisi total spt Kwik Kian Gie, Jaya Supraya, Ust. Felix Siau, dan beberapa orang lainnya
3. Kelompok Kristen yang merasa terancam dengan semakin religiousnya ummat Islam yang mengasosiasikan diri dengan HTI, FPI, dan berbagai kelompok lain. Kelompok ini merasa kebhinnekaan akan terancam dengan makin menguatnya kelompok Islam, padahal kekuatiran ini sepertinya tak perlu terjadi.
Sepertinya kelompok ini minoritas di kalangan ummat Kristiani tapi mereka adalah kelompok yang vokal dan banyak bersuara jadi seakan mewakili kelompok Kristiani. Meskipun demikian banyak ummat Kristiani/Katolik yg menjadi oposan keras terhadap Jokowi spt  Mayjen Suryo Prabowo dan Ibu Nelly Juliana.
4. Kelompok yang banyak terpengaruh citra kesederhanaan Jokowi. Kelompok ini cukup banyak dan begitu terpesona dengan citra Jokowi yg konon bisa menyelesaikan banyak masalah tanpa keributan spt penggusuran pasar di Solo. Kelompok ini belakangan banyak sadar dengan kesalahan mereka dan kemudian mengalihkan dukungannya.
5. Kelompok anti militerisme yang merasa tak nyaman dengan memilih Prabowo yg seorang militer untuk duduk sebagai kepala pemerintahan. Hal ini banyak terjadi di kalangan akademisi dan kampus seperti kampus ITB. Banyak alumni ITB dan bahkan mantan aktivis masjid Salman menjadi pendukung Jokowi.
6. Kelompok Syiah, Liberal, dan LGBT yang merasa mendapatkan perlindungan dari Jokowi dan merasa terancam dengan mainstream Islam di Indonesia yang menurutnya semakin ekstrim dengan indikator menguatnya FPI.
7. Beberapa kelompok NU dan GP Anshar. Hal ini sudah merupakan perseteruan panjang dan tak akurnya kelompok NU dengan "Islam Modern" yg banyak diwakili oleh Muhammadiyah dan FPI. Meskipun tak semua warga NU mendukung Jokowi, tapi para petinggi NU termasuk ketua DPP nya yaitu Agil Siraj adalah pendukung Jokowi. Kelompok pendukung ini cukup vokal dan sering tampil di panggung nasional.
Sekali lagi, ini hanya generalisasi umum dan selalu ada perkecualian yang ada. Identifikasi ini akan menarik untuk memahami karakter pendukungnya dan sebagai bahan untuk lakukan pendekatan dengan berbagai kelompok ini.
