Mohon tunggu...
shakeera arjumand bano
shakeera arjumand bano Mohon Tunggu... Mahasiswa - shakeera

livin my life to the fullest....

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Toleransi Beragama demi Terciptanya Masyarakat Madani

9 Desember 2021   19:30 Diperbarui: 9 Desember 2021   19:31 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

a. Pendahuluan

Perkembangan ilmu pengetahuan didalam masyarakat sejak zaman jahiliyah hingga ahirnya sekarang kita hidup berdampingan dengan teknlogi. Kemajuan dalam segala bidang membuat kita sebagai manusia harus hidup dengan lebih berhati-hati dalam mempercayai, memilih, dan menganut sesuatu. Timbulnya masyarakat diawali dari adanya individu yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Dari interaksi inilah muncul adanya pertukaran pikiran, pendapat, pandangan dan lain sebagainya.

Sebagai individu yang berpendidikan, kita harus menghargai adanya perbedaan karena Tuhan semesta alam Allah swt. menciptakan manusia dengan segala perbedaannya. Tidak ada manusia yang sama persis semuanya dengan manusia lainnya, bahkan anak yang lahir kembar pun pasti memiliki perbedaan.

Allah swt. menciptakan perbedaan di manusia bukan tanpa sebab. Perbedaan yang ada seharusnya menjadi ladang amal untuk kita dengan mengedepankan sikap toleransi. Perbedaan akan mengantarkan manusia kepada kesengsaraan jika disikapi dengan kebodohan. Dan sebaliknya akan membimbing kepada rahmat jika dipersiapkan dengan ilmu pengetahuan.

B. Toleransi

Kata toleransi berasal dari kata "tolerare" dalam bahasa latin yang berarti sabar dalam menghadapi sesuatu. Dari segi terminologi, kata toleransi memiliki makna sebagai sikap saling menghormati dan menghargai pendapat, pandangan, kepercayaan yang berbeda dari kita. Toleransi menurut Tillman adalah sebuah sikap untuk saling menghargai, melalui pengertian dengan tujuan untuk kedamaian. Toleransi disebut sebagai faktor esensi dalam terciptanya sebuah perdamaian.1 Dalam khazanah Islam, toleransi biasa disebut tasamuh. Kata tasamuh menurut Ibnu Faris berasal dari kata samaha yang artinya suhulah yaitu mudah. Menurut Thohir Ibnu 'Asyur, toleransi adalah sebuah keluwesan dalam bermuamalah dengan i'tidl (seimbang) yaitu sikap wasathi (pertengahan) antara tadhyq (mempersuit) dengan tashul (terlalu memudahkan). Dapat disimpulkan bahwa toleransi adalah sikap saling menghargai.

Toleransi memiliki unsur-unsur yang harus ditekankan yaitu; pertama, memberikan kebebasan dan kemerdekaan. Kebebasan memilih apapun dalam hidup sudah didapatkan manusia sejak lahir termasuk dalam memilih agama apa yang dianut. Namun kebiasaan para orang tua di Indonesia biasanya sang anak akan langsung mengikuti agama kedua orang tuanya. Pilihan manusia pasti berbeda-beda karena kebebasannya dalam memilih, maka dari itu muncul lah paham toleransi. Kedua, mengakui hak setiap orang, hak asasi manusia juga didapatkan sejak manusia lahir ke bumi dan kita harus mengakui hak manusia lain demi terciptanya kedamaian. Ketiga, menghormati keyakinan orang lain, sikap toleransi bukan hanya dalam lingkup agama, melainkan apabila terjadi perbedaan pandangan terhadap suatu masalah, kita harus tetap menghargainya dan itulah yang disebut toleransi sosial. Yang terakhir, sikap saling pengertian. Saling anti dan saling membenci, saling merebut pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya saling mengerti dan saling menghargai antara satu dan yang lain

Toleransi dalam definisi terlihat sangat sederhana, padahal pengimplementasian sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah tidak mudah. Terlebih kita sebagai manusia biasa pasti memiliki sifat sifat buruk dalam diri kita seperti egois, dan ingin menang sendiri. PelaksanaanA sikap toleransi harus dilandaskan sikap lapang dada terhadap orang lain dengan tetap menjunjung prinsip yang kita pegang teguh. Dapat disimpulkan bahwa, toleransi bukanlah berarti kita harus selalu mengalah atau mengorbankan sesuatu. Justru toleransi dapat tumbuh karena adanya perbedaan di setiap manusia, dan kita menghormati perbedaan tersebut tanpa menjatuhkan prinsip diri kita.

Toleransi sering kali dikaitkan hanya dengan hal yang berbau perbedaan agama, padahal ruang lingkup toleransi lebih dari itu. Pertama, toleransi dalam hal pemikiran menyangkut perbedaan pendapat dan pandangan terhadap suatu masalah. Selanjutnya ada toleransi rasial yang contohnya adalah tetap hidup berdampingan walaupun latar belakang ras kita berbeda-beda. Ketiga, toleransi sosial yang berhubungan dengan perbedaan strata kelas ekonomi di masyarakat. Terakhir, toleransi seksual yang saat ini sedang digaungkan yaitu dengan meminta pengakuan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.

Sikap toleransi dalam Islam dicontohkan oleh Nabi Muhammad yaitu ditunjukkan dengan hubungannya dengan pamannya yaitu Abu Thalib. Abu Thalib pada saat mengasuh Nabi Muhammad yang telah ditinggal oleh kakeknya tidak memilih untuk menganut agama Islam, tetapi Nabi Muhammad dan Abu Thalib tetap saling menyayangi layaknya seorang ayah dan anak. Mereka mengedepankan sikap toleransi dalam kegiatan sehari-hari. Bahkan, Abu Thalib sebagai salah satu orang yang disegani oleh kalangan petinggi kaum Quraisy menjadi orang paling pertama dan terdepan yang akan membela Nabi Muhammad apabila nyawanya terancam oleh kekejaman kaum kafir Quraisy pada masa itu. Abu thalib selalu melindungi Nabi Muhammad dengan cara apapun walaupun ia tidak sempat menyebut dua kalimat syahadat semasa hidupnya.

Islam sangat menghargai hak orang non-muslim. Bahkan Rasulullah saw. melarang adanya penindasan terhadap ahlu zimmah atau non-muslim yang menjadi warga negara, yang hidup bersama kaum muslim di negeri Islam, membayar jizyah dan taat kepada hukum-hukum Islam kecuali menyangkut praktek-praktek hukum privat yang diakui bagi mereka seperti hukum ten- tang akidah, ibadah, nikah, makanan, minuman dan pakaian. Allah swt. berfirman dalam surat Al-Mumtahanah ayat 8-9 yang artinya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun