Merebaknya virus corona sudah hampir menginjak 2 tahun lamanya. dan selama itu juga manusia di belahan dunia manapun sudah mulai terbiasa dengan semua yang berbau online dan teknologi. Tetapi di lain sisi, banyak sekali permasalahan yang bermunculan akibat adanya virus yang sudah memakan banyak korban jiwa ini. Konspirasi-konspirasi seperti, misi pemusnahan manusia, pembuatan virus untuk keuntungan suatu pihak demi uang, dan lain sebagainya, banyak bermunculan di tengah masyarakat.
Karena kesusahan yang banyak dialami masyarakat, wajar jika banyak orang yang menganggap bahwa virus ini adalah virus pembawa sial dan sangat menyusahkan. Walaupun begitu, sebagai manusia kita harus tetap bertahan hidup dan menyambung hidup.
Pendidikan adalah salah satu hal penting yang harus terus berlanjut bagaimanapun keadaannya. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa orang tua yang biasanya menyerahkan pendidikan anak sehari-harinya di sekolah, kewalahan dalam mendidik anak di rumah ketika harus belajar secara daring.
Salah satu bidang yang sangat dan perlu diperhatikan ialah pendidikan agama dan Al-quran. Seseorang tanpa pengetahuan seperti seseorang yang berjalan di sepanjang jalan dalam kegelapan total. Kemungkinan langkahnya akan berjalan ke samping dan dia dengan mudah dapat tertipu oleh setan. Hal ini menunjukkan bahwa bahaya terbesar kita terletak pada ketidaktahuan kita akan ajaran Islam dan dalam ketidaktahuan kita tentang apa yang diajarkan Al-Qur'an dan bimbingan yang telah diberikan oleh Nabi SAW.
Karena itu, LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) dari Universitas Pendidikan Indonesia bekerja sama dengan salah satu Lembaga Quran di daerah kota Jakarta Timur yaitu Rumah Quran ArinilhaQ, mengadakan webinar dengan judul "Kiat Sukses Belajar Islam dan Quran Dari Rumah Aja".
Diketahui 60% orang tua murid mengalami kesulitan dalam mendidik anaknya di rumah. 26,7% mengatakan mungkin, dan 13,3% menyatakan tidak. dan 53,3% perkembangan hafalan Quran anak hanya meningkat sedikit daripada pembelajaran offline.
Hal ini dikarenakan efek dari pembelajaran daring yang mengharuskan anak untuk menggunakan gadget, sehingga membuat anak lebih banyak bermain daripada belajar. Selain itu, anak juga kurang mendapat motivasi, sehingga semangatnya untuk belajar maupun menghafal menjadi berkurang.
Pada webinar ini ka Nurul Hikmah atau pemateri sekaligus salah satu pembimbing di RQA "Nona Icing" mengatakan bahwa
"Saat covid-19 mulai merebak dan menyerang semua negara, narasi virus sebagai siksaan itu berubah menjadi, "Allah sedang menguji kita." Dari siksaan menjadi ujian. Hal yang sama. Perubahan ini mungkin hanya butuh satu bulan.
Akhirnya, kita semua tahu, ini bukanlah soal siksa dan cobaan. Keduanya hanyalah persepsi kita untuk sesuatu yang tidak kita ketahui. Yang diinginkan dari Al-Baqarah 26 di atas adalah: jangan menghakimi sesuatu yang kita tak tahu pasti. Cari tahu, biar tahu. Tapi jika belum tahu, jangan menghardik kegelapan."
Dalam webinar, pemateri juga mengingatkan peserta bahwa "Pengetahuan diidentifikasi dalam Islam sebagai ibadah. Memperoleh pengetahuan adalah ibadah, membaca Alquran dan merenungkannya adalah ibadah, perjalanan untuk mendapatkan pengetahuan adalah ibadah."
