Apa yang pertama kali muncul dibenak kalian ketika membaca atau mendengar kata “CFC?” dan... apa yang ada di benak kalian ketika membaca atau mendengar kata Raja Susu?
Sudah dapatkah jawabannya?
Pasti yang lebih mudah untuk di jawab adalah CFC. Paha atau dada ayam crispy langsung muncul di kepala atau sekedar minuman bersoda seperti biasa yang selalu ada di menu restoran junk food.
Kok bisa begitu? Iya, karena branding yang dilakukan CFC sudah berhasil apalagi karena namanya mirip sekali dengan salah satu restoran junk food terkenal di dunia yaitu KFC.
Nggak sedikit lho yang bilang CFC adiknya KFC karena namanya yang mirip.
Sudah gak asing melihat logo atau gerai CFC di pinggir jalan, jarang orang bertanya-tanya CFC itu apa, karena CFC sudah cukup terkenal di Ibu Kota.
Namun, pernahkah kalian melihat fenomena seperti ini? Logo CFC di taruh atas bawah dengan merek yang belum terlalu terkenal dengan warna yang hampir sama yaitu “Raja Susu.”
Menurut kalian siapa yang 'dirugikan'? Tentu saja CFC. Mereka melakukan branding yang tidak mudah, bahkan mengeluarkan uang yang tidak sedikit demi bisa memposisikan merek di benak khalayak. Tapi, dengan mudahnya “Raja Susu” menaruh merek berdampingan dengan mereka layaknya sedang berkolaborasi.
Seperti dejavu, CFC terkenal karena mirip dengan nama restoran terkenal yaitu KFC, sedangkan Raja Susu mendapat exposure karena ditaruh berdampingan dengan CFC yang warna logonya hampir mirip.
Pujian layak kita berikan pada kepintaran marketing “Raja Susu” yang out of the box.
