Mohon tunggu...
Shafira A. Meilia
Shafira A. Meilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Shafira Aida Meilia

Psystud'20

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konseling Traumatik Berbasis Nilai Religius untuk Pemulihan Memori Akibat Gangguan Pasca Trauma

14 Juni 2021   21:18 Diperbarui: 14 Juni 2021   21:21 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Shafira Aida Meilia (369) - Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Memori menjadi suatu hal  yang sangat penting bagi manusia karena ini merupakan kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan, memproses dan mereproduksi kesan, pengertian ataupun tanggapan. Memori manusia diolah secara sadar (concius processing) dan secara otomatis. Pengolahan secara sadar akan menimbulkan tindakan baru, sedangkan pengolahan secara otomatis akan menghasilkan tindakan reflek atau tiba-tiba dalam waktu relatif singkat. Terdapat beberapa proses yang terjadi sebelum suatu informasi tersimpan sebagai ingatan, yaitu :

  • Penyandian informasi (encoding) merupakan proses memasukkan informasi dengan mengubah informasi tersebut menjadi sinyal yang dapat diproses oleh otak.
  • Penyimpanan (storage) merupakan proses mempertahankan informasi dalam suatu jangka waktu baik dalam jangka waktu sementara atau dalam jangka waktu yang lebih lama.
  • Mengingat kembali (retrieval) merupakan proses mengakses informasi yang telah disimpan untuk digunakan kembali.

Proses penyimpanan data dapat berupa memori sensorik, memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Memori jangka pendek yang disebut juga sebagai memori primer atau working memory menyimpan informasi dalam jangka waktu sementara dengan kapasitas terbatas dalam satu waktu. Memori jangka pendek menyimpan informasi selama 15-30 detik dan akan hilang jika tidak dilakukan pengulangan. Jumlah informasi yang disimpan dalam memori jangka pendek relatif kecil dibandingkan dengan jumlah besar yang dapat disimpan dalam memori jangka panjang.

Seiring dengan berjalannya waktu, seseorang pasti akan mengalami berbagai peristiwa dalam kehidupannya. Peristiwa bisa menjadi sebuah pengalaman yang sangat menentukan bagi kehidupan seseorang. Berat ringannya suatu peristiwa sangat bergantung pada pandangan masing-masing individu. Semakin berat trauma yang dirasakan oleh seseorang, maka akan semakin beresiko seseorang tersebut mengalami gangguan pasca trauma. Gangguan ini memiliki dampak jangka panjang dan berisiko terkena depresi berat, ketergantungan zat serta gangguan kondisi kesehatan lainnya yang dapat mengurangi kualitas hidup.

Setiap individu selalu mengalami persoalan yang datang silih berganti dalam hidupnya, tekadang persoalan ini muncul secara bergantian dalam jangka waktu bersamaan yang menyebabkan kita merasa tertekan, stress bahkan depresi. Seringkali persoalan yang kita hadapi ini meledak melebihi proporsi yang sebenarnya, semakin berat tingkat persoalan seseorang semakin besar kemungkinannya untuk mengalami trauma. Trauma yang dibiarkan berlarut-larut akan berdampak pada kehidupan normalnya, oleh karena itu dibutuhkan pemulihan untuk kembali normal agar dapat menjalani kehidupan sebagaimana mestinya.

Layanan konseling traumatik sangat dibutuhkan oleh seseorang yang pernah mengalami kejadian menakutkan dalam hidupnya. Layanan ini bertujuan untuk menstabilkan emosi seseorang agar bisa hidup dengan tenang, damai dan tentram. Konseling merupakan bantuan yang diberikan oleh orang profesional untuk membantu konseli dapat mengentaskan permasalahan yang dialaminya. Sedangkan trauma merupakan suatu keadaan yang berkembang sesudah terjadinya peristiwa menyedihkan dan menyebabkan gangguan baik secara fisik maupun psikologis dalam rentang waktu yang cukup lama. Trauma psikis dalam dimaknai sebagai kecemasan yang mendalam akibat peristiwa yang terjadi diluar batas kemampuannya untuk bertahan ataupun menghindar.

Salah satu cara yang bisa dilakukan sebagai layanan konseling traumatik berbasis nilai religius adalah dengan meningkatkan keimanan kepada Tuhan serta digerakkan ke suatu pencerahan batin yang bertujuan untuk memunculkan potensi iman, kemudian timbul kepercayaan diri bahwa Tuhan merupakan sumber pengobatan dari segala penyakit. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tasawuf seperti zikir, shalat dan lain sebagainya karena layanan konseling traumatik pada prinsipnya dibutuhkan oleh semua orang yang mengalami stress dan depresi berat. Pendekatan tasawuf digunakan sebagai perlakuan terapeutik yang secara nyata berperan signifikan dalam banyak hal dan beragam konteks, salah satunya pada kondisi stress dan trauma. Basis kultural-spiritual-religius yang di miliki oleh masyarakat Indonesia menjadi faktor utama dalam usaha pendekatan dan penanganan traumatik yang bernuansa agamis. Pendekatan terapeutik berlandaskan agama dan spiritualitas terbukti meningkatkan kesehatan dan optimisme. Ketika seseorang berzikir secara terus-menerus dengan penuh kekhusyukan maka akan terbentuk rasa kedekatan dan kecintaan kepada Rabb-nya karena secara psikologis, seseorang akan merasakan  keyakinan dan kehadiran Allah SWT.

Referensi

Ayuningtyas, I. P. I. (2017). Penerapan strategi penanggulangan penanganan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) pada anak-anak dan remaja. ASEAN School Counselor Conference on Innovation and Creativity in Counseling, 47--56. http://ibks.abkin.org

Elita, R. F. M. (2004). Memahami Memori. Mediator, 5, 147--160.

Elita, R. F. M. (2004). Memahami Proses Memori. MediaTor, 5, 147--160.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun