Mohon tunggu...
Shafa Varera
Shafa Varera Mohon Tunggu... Freelancer - Be better everytime

bercerita untuk berbagi dan bermanfaat. mom's of two child and a wife, blogger and listener

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jenjang Karir, Situasi, dan Kondisi

4 Desember 2020   13:48 Diperbarui: 4 Desember 2020   13:57 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: stickerkade.ir

Bekerja, karir, orang tua dan keluarga. Pilihan dan keptusan yang tidak mudah untuk bisa meraih semuanya, mebahagiakan semuanya. Bekerja di sebuah Bank BUMN, tentu ingin mencapai jenjang karir yang lebih tinggi. Namun, setiap orang memiliki beberapa pertimbangan untuk memilih jabatan yang lebih tinggi atau tetap saja menjadi karyawan biasa. Faktor keluarga dan orang tua biasanya menjadi salah satu pertimbangan mereka untuk memutuskan memutuskan jenjang karir mereka.

Banyak anak sulung yang memilih mengejar karir demi membiayai adik-adiknya yang masih harus sekolah atau keluarga lain yang masih membutuhkan bantuannya. Biasanya, mereka yang memilih jenjang karir tinggi, siap ditempatkan di seluruh wilayah nagara Indonesia adalah yang memiliki banyak anggota keluarga atau banyak saudara kandung. Akan selalu ada yang berada di dekat orang tua untuk menjaga, ada yang berada jauh utnuk menjadi tulang punggung. Meski tak selamanya anak sulung menjadi tulang punggung, kadang justru anak kedua atau yang lain, tergantung kemampuan anak itu sendiri. Namun, kebanyakan anak sulung lah yang memikul beban sebagai tulang punggung karena dia lah yang berkesempatan untuk mendapatkan pekerjaan pertama kali dibanding adik-adiknya.

Di sisi lain, ada yang memilih tidak keluar daerah, berada di dekat orang tuanya karena tidak memiliki banyak saudara kandung. Suami saya misalnya, memilih untuk tidak keluar pulau demi dekat dengan orang tua. Memiliki satu saudara kandung dan orang tua sudah  tak lagi sehat membuatnya mempertimbangkan kembali untuk berkarir di luar daerah. Pernah mendapat tawaran untuk promosi jabatan, tapi harus keluar daerah, dia menolaknya. Meski tidak memperbolehkan saya bekerja sehingga bisa lebih fleksibel saat mutasi, tapi jauh dari orang tua saat dibutuhkan menjadi salah satu pertimbangannya.

Meski kedua orang tuanya adalah pensiunan yang memiliki gaji sendiri, tapi mereka butuh anak dan cucunya untuk membersamai hari tua mereka. Berada di dekat anak cucu menjadi obat tersendiri bagi sakit yang sudah mulai menjalar karena usia yang semakin bertambah. Menyiasati dengan usaha sampingan menjadi pilihan untuk menggantikan peluang promosi jabatan. Tidak banyak beban pekerjaan dan tuntutan membuatnya bisa lebih memperhatikan orang tua dan keluarga.

Meski nyatanya tak bisa benar-benar seimbang antara keluarga denagn orang tua, tapi setidaknya bisa ada saat dibutuhkan. Rumah kami pun tak terlalu jauh. Kami tingal satu kota, meski tidak terlalu dekat. Kakak ipar yang tinggal lebih dekat, tapi saat dibutuhkan saya bisa segera datang bersama anak-anak karena suami beberapa kali dipindah ke luar kota.  Membersamai hari tua mereka adalah pertimbangan untuk tetap berada di pulau ini dan mengesampingkan tawaran promosi jabatan ke luar daerah. 

Tak semua yang berkesempatan memilih mengambilnya, tapi banyak yang beruntung memanfaatkannya. Semua tergantung pertimbangan masing-masing orang tentang banyak hal, terutama keluarga dan orang tua. Tak dipungkiri, karir adalah ego terutama untuk laki-laki. Ada kepuasan tersendiri saat bisa menakhlukkan jenjang karir tertentu dengan pencapaiannya, tapi bisa diredam demi orang-orang yang disayanginya. Tak ingin mengorbankan orang-orang tersayang hanya untuk memenuhi ego nya. 

Mereka yang bisa tetap mengejar karir ke luar daerah untuk memenuhi kebutuhan orang terkasih pun harus rela berjauhan dengan orang tersayang. dan rela melewatkan moment penting bersama orang tersayang saat mendesak. Pertimbangan harus memboyong keluarga inti kemanapun tempat dinas dengan pertimbangan harus bisa cepat beradaptasi atau memilih meninggalkan keluarga inti di suatu daerah yang dekat dengan keluarga dan memilih merantau sendiri tentu tidak mudah. Setiap pilihan memiliki konsekuensi, jauh dari keluarga tentu harus bisa lebih mandiri karena tak ada sanak saudara yang dekat saat sedang kesulitan. Namun, kepuasan bisa membantu banyak kelaurga dari hasil jerih payah menjadi motivasi.

Tidak perlu menghakimi keputusan seseorang karena mereka memiliki konsekuensi yang tentu tidak mudah. Mereka sudah mempertimbangkan banyak hal untuk sampai pada keputusan itu. Mereka harus berjuang untuk menghidupi keluarganya, bahkan ada yang harus mencari penghasilan   di usia yang sangat muda dengan bekerja serabutan. Menghidupi anak isti dan orang tua dengan gaji yang pas-pasan, tapi mereka tetap bersyukur dengan apa yang mereka dapatkan. Mencari rezeki halal dan berkah untuk orang tersayang. 

Tetap semangat para pejuang nafkah di garis depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun