Mohon tunggu...
Shafa Varera
Shafa Varera Mohon Tunggu... Freelancer - Be better everytime

bercerita untuk berbagi dan bermanfaat. mom's of two child and a wife, blogger and listener

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Lama Diungkit saat Dirumah Aja

20 September 2020   03:19 Diperbarui: 20 September 2020   04:38 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berita perceraian dan KDRT yang meningkat selama lockdown tidak hanya terjadi di luar negeri. Tetangga dekat rumah pun mengalaminya. Tak banyak yang tahu kalau sudah beberapa hari istri dari seorang tetangga sudah tak ada di rumah. Anaknya pun sudah tak terdengar suaranya. Sebut saja namanya Pak Alone, beliau meminta waktu pada Ibu untuk berbicara sebentar. Ibu yang selesai berbelanja pun mempersilahkan. Beliau banyak bercerita tentang keadaan rumah tangganya yang tdak diketahui banyak orang. Rumah tangga yang sangat tertutup karena sangat jarang keluar rumah kecuali membeli sayur di tukang sayur keliling.

Pak Alone seumuran dengan Ibu, sudah memiliki cucu, tapi juga masih memiliki anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar dari pernikahan ke empatnya. Beliau menceritakan kalau istrinya sudah pergi meninggalkannya beberapa hari yang lalu, kemudian anak-anak mereka dijemput oleh keluarga istrinya yang ada di kota ini. Ibu kaget, dia bahkan tidak tahu kalau tetangganya sudah pergi meninggalkan rumah karena memang mereka tertutup dan lebih sering di dalam rumah. Mungkin karena pandemi, tidak banyak orang keluar dan saling bertegur sapa, sampai tidak tahu ada tetangga yang tidak dirumah.

Masalah lama kembali diungkit entah apa pemicunya. Beberapa tahun yang lalu, saat mereka merenovasi belakang rumah, Pak Alone cemburu dengan salah satu tukang yang membantunya. Beliau memang pandai tenang bangunan dan reparasi elektronik. Banyak tukang yang tidak cocok dan sering berganti tukang karena jarang yang bisa cocok dengan gaya kerja beliau.  Pergantian tukang biasa terjadi saat itu, tapi tidak ada yang tahu ternyata ada salah satu tukang yang diberhentikan bukan karena cara kerjanya, tapi belaiau menduga berselingkuh dengan istrinya karena beliau melihat mereka keluar dari kamar mandi bergantian. Entah bagaiaman cerita jelasnya, beliau yakin kalau mereka sudah berselingkuh.

Ibu mencoba menenangkan emosi yang meluap. Mencoba meredakan amarah yang terlanjur membara, tapi keputusan sudah dibuat. Beliau menganggap istrinya meninggalkan rumah karena membenarkan tuduhan dan akan tetap bercerai. Entah sudah berapa tahun masalah itu terjadi dan harus kembali terkuak hingga berujung perceraian. Apakah di rumah saja membuat banyak orang menjadi kurang bisa berfirkir jernih juga karena pandemi yang membuat banyak psikis menjadi sedikit terganggu?

Ibu mencoba mendengarkan dari sisi istri agar tidak terjadi salah opini. Beliau berkesempatan untuk menghubungi Bu Mawar, sebut saja begitu. Melalui sambungan telepon, Ibu mencoba menanyakan kabar beliau. Bu Mawar menceritakan bahwa memang benar yang dikatakan Pak Alone, dia sudah pergi meninggalkan rumah karena terjadi pertengkaran cukup besar. Pak Alone kembali mengungkit kecemburuan beliau pada seorang tukang hingga membuat amarahnya tak terkendali. Bu Mawar takut dipukul dan disakiti, beliau memilih untuk pergi meninggalkan rumah. Beliau merasa layak untuk bahagia, beliau ingin menyudahi rumah tangga yang membuat beliau tertekan. Selama ini kecemburuan Pak Alone terkadang terlalu berlebihan dan banyak tekanan yang membuat Bu Mawar merasa tidak nyaman. Bahagia itu rasanya jarang bisa dirasakan. Sifat pencemburu dan sering meremehkan Bu Mawar membuatnya merasa tak dihargai sebagai istri. 

Ibu masih mencoba untuk bertanya apakah masih ada jalan untuk kembali berbaikan, tapi sepertinya kedua belah pihak sudak bulat tekadnya. Surat permohonan perceraian sudah dilayangkan, sidang cerai akan segera dilaksanakan. Mungkin ini adalah salah satu alasan banyaknya kasus perceraian yang terjadi karena psikologi orang akibat pandemi menjadi sedikit terganggu. Kecemasan, kekhawatiran dan ketakutan membuat banyak yang tidak bisa berfikir jernih dalam tekanan. Ada masalah yang belum tuntas, suatu saat akan kembali terkuak hingga berakibat fatal.

Dari kisah tersebut, kita dapt mengambil pelajaran untuk lebih menghargai pasangan dan menyelesaikan setiap permasalahan hingga tuntas. jangan sampai menimbulkan akibat fatal di kemudian hari dengan mengungkit kembali masalah yang sudah lampau. Semoga bermanfaat:)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun