Mohon tunggu...
Supi Siti Solihah
Supi Siti Solihah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pedagang Basreng

Menulis bukan hobi hanya untuk relaksasi apalagi untuk ajang kompetisi hanya ingin berekspresi semoga sesuai dengan ekspektasi.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Belajar Menulis

1 Januari 2023   07:34 Diperbarui: 1 Januari 2023   07:35 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
UKG guru Diniyah Tahap II Kab. Sumedang tahun 2022 (Dokpri)

Di tahun 2017 saya pernah menulis cerpen di sebuah grup facebook tapi tidak saya lanjutkan karena kesibukkan saya waktu itu begitu sangat tinggi yaitu sebagai Pedagang Basreng dan makanan ringan lainnya serta ada hajat yang begitu sangat penting bagi kehidupan saya, dan karena kesibukan saya tidak bisa melanjutkan cerpen tersebut dan sayangnya dari thun 2019 Grup Cerita Penulis Kita Semua telah diarsipkan oleh Admin dan tidak bisa Posting Cerita lagi.

Beberapa hari yang lalu saya lihat postingan sahabat saya yang menulis di Artikel Kompasiana, dan saya merasa tertarik dan klik untuk mendaptar, karena berpikir apabila orang lain bisa mengapa saya tidak bisa dan memanfaatkan blog ini sebagai sarana untuk lebih menyibukkan diri sendiri agar tidak selalu fokus pada sesuatu hal yang negatif ditambah lagi ada keluhan dari para Guru Diniyah untuk acuan materi Pendidikan di Madrasah diniyah  karena mereka tidak memiliki Buku Paket sebagai Panduan pembelajaran di Madrasah karena tidak ada bantuan buku untuk Para Guru Diniyah dari Pemerintah mereka hanya mengandalkan kemampuan yang mereka miliki dan harus membelinya secara mandiri.

Ditambah lagi gaji mereka tidak seimbang dengan yang mereka kerjakan, satu bulan mengajar di Diniyah terkadang hanya mendapat upah 30.000 -- 100.000 saja, itupun yang 100.000 apabila yang jumlah santrinya banyak, jangankan untuk memenuhi kebutuhan mengajar untuk membeli kuota saja tidak cukup, tapi mereka tidak pernah mengeluh dengan keadaan seperti itu, ada yang mendapat Dana dari Desa untuk Insentif para Guru ngaji sebanyak RP 50.000/bulan yang diberikan setiap Catur wulan itupun tidak setiap Guru Ngaji yang mendapatkannya contoh  paling sederhana yang mengajar di Madrasah tersebut ada 8 orang hanya mendapatkan jatah 3 orang saja dari Insentif Dana Desa tersebut, jadi untuk hal itu mereka mengajar di Diniyah tanpa Pedoman dan tanpa pegangan hanya mengandalkan kemampuan dan potensi yang ada pada diri Guru Diniyah saja.

Meski demikian mereka tetap bersemangat dan merasa bersyukur telah menjadi bagian orang yang dibutuhkan di masyarakat soal rejeki biar Allah saja yang ngatur, dan di dalam menjalankan tugasnya dalam mendidik anak-anak dengan penuh sukacita mereka tidak mengharapkan imbalan apapun dari semua apa yang sudah dilakukannya.Terlebih lagi menjadi Guru Madrasah itu sangat mudah asal punya kemauan dan kemampuan serta dedikasi yang tinggi di bidangnya tidak perlu Ijazah Sarjana karena mereka tidak mendapatkan gaji atau penghasilan yang layak  dan tidak bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup hanya sebagai investasi akhirat yang diharapkan bisa mereka bawa kelak. Tapi sayangnya saya sudah dua kali memdapat peringatan dari Kompasiana  karena dianggap telah menjiplak meski hasil ketikan sendiri, anggap saja sebagai pelajaran untuk kedepannya agar lebih berhati-hati.

Serta para wali santri yang membutuhkan artikel pembelajaran karena ketika akan mengikuti PAS (Penilaian Akhir Semester) dan PAT (Penilaian Akhir Tahun) banyak orang tua yang mengeluh karena catatan dari Para Santri hilang atau tidak ada catatan terutama Kelas I dan II Idadiyah dikarenakan catatannya rusak, atau disobek jadi mainan seperti Kapal Kertas, perahu, pepeletekan atau mainan origami lainnya.

Karena hal itu saya bersemangat untuk menulis karena keseharian saya  sebagai pedagang dan hanya main-main dengan gawai yang saya miliki, alangkah baiknya jika gawai itu ada faedahnya buat sesama meski keterampilan dan  keahlian serta pengetahuan yang saya miliki masih jauh di bawah standar, ditambah dengan koneksi internet yang tidak stabil karena letak geografis berada di dataran tinggi istilahnya dalam Bahasa Sunda urang gunung bau lisung bahkan untuk mengapload, membaca, memberi rating dan membalas komentar saja begitu sangat sulit seperti melupakan Rehan (he..he..) satu artikel saja harus berjam-jam lamanya. Berulangkali mendaptar mendapatkan Wifi tidak di acc oleh pihak terkait dengan alasan slot penuh, meski mengetik dengan gawai tidak mengendurkan semangat saya untuk menulis.

Untuk para Senior yang kebetulan membaca tulisan ini mohon saran dan kritikannya agar tulisan saya lebih bermanfaat untuk khalayak ramai dan karya saya bisa berbobot dan berkualitas.

Seiring waktu dan jam yang berlalukehidupan kita pasti berubah, terima kasih kepada sahabatku yang telah memberiku Inspirasi semoga menjadi amal ibadah. Dan apa yang saya tulis di sini bermanfaat untuk diri dan keluarga serta untuk khalayak ramai sebagai pedoman meski hanya ditulis oleh seorang pedang Basreng yang Faqir Ilmu, Harta dan Amal serta  penuh dengan dosa, semoga Allah meridhai setiap langkah kita, aamiin yaa Rabbal'aalamiin.

*with Bismillah awake my soul, pause, rest and restart

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun