Mohon tunggu...
shabrina febriandini
shabrina febriandini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Sriwijaya

Man jadda wa jada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tantangan dan Potensi Cyber Diplomacy di Era Digitalisasi

29 November 2021   22:06 Diperbarui: 2 Desember 2021   14:48 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Gerakan dan kecepatan perkembangan teknologi di ruang fana belum pernah terjadi sebelumnya. Ketika era revolusi industry yang ke-4 dimulai, membawa serta realitas data besar, kecerdasan buatan, dan teknologi kuantum. Dunia memasuki level baru dimana konektivitas lebih canggih hingga mengaburkan interaksi antara dunia luar jaringan (real life) dan dunia dalam jaringan ( unreal life). 

Langkah penting bagi negara dalam membatasi dunia maya baru ialah mengkonseptualisasikan kepentingan  mereka di dunia kontemporer. Namun, hal ini dapat menjadi kelemahan bagi pemerintah yang berusaha meminimalisir ancaman cyber diikuti peluang kepentingan yang mereka tawarkan. Inovasi-inovasi yang dikembangkan melalui dunia maya menghadirkan potensi persaingan bahkan konflik. (Manantan, 2021)

Seiring inovasi teknologi dan internet tumbuh, secara tidak langsung menimbulkan ketergantungan bagi individu, kelompok, dan negara. Ketergantungan digital membuat negara rentan terhadap gangguan aliran data. mempertahankan arus data di seluruh dunia sangat penting untuk stabilitas sosail, kesejahteraan ekonomi dan pertumbuhan negara. Seperti gannguan e-banking, e-commerce dapat menngakibatkan kerugian ekonomi yang besar. 

Era ini lebih dari 90 percen dari semua lalu lintas internet global mengalir melalui kabel bawah laut yang mengikuti rute geografis dari kabel telegraf. (Kurbalija, 2021). Pada saat yang bersamaan muncul resiko dari serangan cyber berupa kehilangan data dan informasi, peretasan financial, penipuan, dan tindakan cyber lainnya. 

Menurut Heffter & Goel (2018) dalam Jurnal (Iskandar Hamonangan, 2020) penyerangan secara cyber bagi negara-negara ialah munculnya persaingan digital dalam mengembangkan senjata digital mereka, yang pada akhirnya merugikan secara ekonomi dan sosial pada dunia maya. Ini dibutuhkan keamanan siber (cyber security) untuk mencegah dan mengurangi kenegatifan yang akan dialami. 

Keamanan cyber sendiri merupakan suatu kebijakan dan tindakan negara untuk meningkatkan keamanan dan perdamaian di ruang cyber. Kemanan siber (cyber security) adalah suatu kunci munculnya diplomasi cyber  untuk membatasi kecaman ancaman cyber era digitalisasi.

Adapun dampak yang diberikan dari keamanan cyber di era digitalisasi saat ini, di level global tentu cyber security menjadi ruang kelanjutan pembatasan serangan cyber untuk menanggulangi masalah etika  yang bertanggung jawab di dunia maya. 

Dapat disimpulkan keamanan cyber adalah elemen penting didiskusikan terutama bagi negara dan keamanan nasionalnya terbilang lemah apalagi di era digital, yang komposisi teknologi semakin canggih serta ancaman cyber yang beragam. Oleh karena itu, penulis ingin menganalisis terkait apa saja tantangan dalam cyber diplomacy?  dan bagaimana potensi cyber diplomacy di era digitalisasi ?

Sebelum masuk pada pertanyaan diatas, penulis akan menjabarkan apa itu diplomasi cyber ?

Secara luas definisi diplomasi siber (cyber security) adalah penggunaan alat dan inisiatif diplomatik  untuk mencapai kepentingan nasional suatu negara di ruang cyber yang mana terkristalisasi dalam strategi keamanan nasional cyber. Diplomacy cyber merupakan suatu cara untuk memenuhi kepentingan nasional melalui negosiasi perjanjian, menyediakan komunikasi,dan merangkum informasi dari negara lain agar terhindar dari benturan dalam ruang cyber berdasarkan kerangka kebijakan luar negeri. 

Diplomacy cyber dikatakan sebagai instrument soft power dan dianggap solusi selektif dalam meredusi maraknya kekaburan dan ketidakpastin politik atau ekonomi besar, dan konsekuensi yang diakibatkan dari dunia maya. Diplomasi cyber dapat dikatakan perpecahan dari diplomasi publik, dimana perkembangan diplomasi ini dianggap sebagai bentuk pergeseran dalam tatanan hubungan internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun