Mohon tunggu...
SeverinoLH
SeverinoLH Mohon Tunggu... Freelancer - Active Talker

Digital Media Strategy

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Toxic di Lingkungan Kerja

11 Januari 2021   22:02 Diperbarui: 11 Januari 2021   22:04 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
unsplash.com/Andre Hunter

"Toxic" menjadi kata yang sering kali terdengar, dibaca, maupun diucapkan oleh kita belakangan ini. Kata ini merujuk pada hal negatif sesuai dengan konteks kata tersebut diucapkan atau dibahas.

Umumnya toxic sering mengarah pada hubungan asmara ataupun pertemanan. Nyatanya toxic tidak hanya seputar itu saja. Ada pula toxic yang dapat ditemukan di lingkungan kerja.

Mengidentifikasikan keberadaan toxic di lingkungan kerja mirip dengan mengidentifikasinya pada lingkungan pertemanan. Pada dasarnya sama, terdapat pihak yang rugi, entah itu sadar maupun tidak.

Salah satu toxic di lingkungan kerja yang cukup sering terlihat adalah keberadaan si penjilat. Si penjilat merupakan sosok di lingkungan kerja yang menjadi musuh bersama bagi banyak pekerja di suatu instansi. Si penjilat dianggap toxic karena cenderung manipulatif, bahkan dapat membuat pekerja lain merugi akibat upayanya agar terlihat baik di mata atasan.

Kemudian ada si modal "plus-plus". Ini merujuk pada tipe pekerja yang sebenarnya tidak cukup berkompeten dalam bekerja (tapi tidak semua), sehingga banyak mengandalkan kemampuannya untuk menggoda atasan. Kasus seperti ini bisa kita ambil contoh dari kasus pramugari dari maskapai plat merah yang beberapa waktu lalu viral diberitakan. Karena sudah terkoneksi "plus-plus" dengan pejabat di maskapai tersebut, ia juga memiliki kuasa untuk merugikan pramugara/i ataupun karyawan yang bekerja di maskapai plat merah tersebut.

Yang cukup masif, tapi sering dianggap biasa adalah senioritas. Ya, senioritas tampaknya menjadi budaya toxic yang banyak ditemui di berbagai lingkup dunia. Tak hanya di sekolah, di lingkungan kerja juga cukup sering ditemui senioritas. Tapi karena kita terbiasa melihat hal tersebut sejak kecil, kita jadi sering menganggap senioritas sebagai hal yang biasa dan lumrah dilakukan ataupun diterima/dialami.

Apapun bentuk toxic itu yang kita temukan di lingkungan kerja, intinya setiap orang yang berperilaku toxic akan menjadi musuh bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun