Mohon tunggu...
SeverinoLH
SeverinoLH Mohon Tunggu... Freelancer - Active Talker

Digital Media Strategy

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ke Mana Perginya Top Rank K-Reward?

11 Juli 2020   00:44 Diperbarui: 11 Juli 2020   00:44 3835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(aduh, nulis ini bisa terancam kena laporin nih akun hihihihi)

Sudah beberapa bulan ini aku ikut tergabung dengan kompasiana. Sama-sama tahu aja lah ya kalau di kompasiana itu ada program k-reward sebagai bentuk apresiasi pihak kompasiana dengan para jari terampil yang ikut memajukan/mempopulerkan platform ini, khususnya di Indonesia. 

Kalau boleh di bilang, aku nggak begitu rajin nulis di kompasiana. Kalau udah nulis, palingan share link ke sana dan kemari. Besoknya share link lagi. Baru-baru ini aja aku coba untuk aktif nulis di kompasiana. Ya semenjak pandemi, aktivitas kita banyak berubah, kan? 

Yang cukup menarik perhatianku adalah soal top rank k-reward. Setiap bulannya kita akan melihat statistik perolehan k-reward, siapa-siapa saja yang teratas. Tapi anehnya, kok orang-orang yang udah masuk top rank di bulan-bulan berikutnya seperti tenggelam, bahkan seperti ada yang menghilang. 

Beberapa waktu yang lalu aku juga ada lihat artikel berjudul 'surat terbuka' oleh salah seorang kompasianer, yang menyampaikan keluhan atas pelaporan pada akun kompasiananya, yang dituduh berbuat curang. 

Kalau aku pikir-pikir, ya ada yang aneh sih. Bisa jadi, para top rank k-reward yang sebelum-sebelumnya tak kunjung kelihatan di zona atas rank k-reward, mengalami hal serupa seperti pengirim surat terbuka tersebut. 

Entah apa motivasi dari para pelapor seperti ini. Si pengirim surat terbuka juga sempat menyinggung soal rekayasa nilai tertinggi. Bukankah hanya voting itu bisanya kalau kita sudah login ke akun. Lalu bila ingin merekayasa nilai tertinggi harus punya banyak akun dong? Lah? Apa nggak capek ya semisal hanya untuk memperoleh nilai tertinggi saja melewati banyak akun. Sedangkan kita saja perlu kartu identitas untuk mendapat centang di akun kita. 

Lalu, motivasi dari pelaporan ini yang aku kadang bingung. Kalau ini kompetisi, normal saja ada bentuk kecurangan dari pihak lain. Entah itu iseng mengirimkan laporan palsu, dan sebagainya. 

Aku ada teman yang merupakan seorang desainer logo. Dia juga sering ikut kompetisi logo di platform online terkenal di dunia. Lalu dia pernah memenangkan kompetisi, tapi nggak lama kemudian akun dia dan pembayaran yang hampir finish itu membeku. Ternyata ada peserta lain yang membuat laporan palsu pada temanku ini. Kalau kasus ini masih bisa aku nalar, karena itu sistem kompetisi, memperebutkan satu kuota. 

Lalu, di mana letak kompetisi para pendulang k-reward? Serius nanya nih (wkwkwkk). Bukannya sistem perolehan k-reward itu berdasarkan perolehan jumlah view dari google analytic? Berarti itu fair dong ya? Ya nggak sih? 

Mau itu posisi teratas dapat Rp5jt, harusnya itu nggak ada pengaruh ketika kamu kita cuma dapat Rp100rb. Ya karena memang dalam sebulan itu kita cuma dapat view sebanyak sekian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun