Mahasiswa Baru

Hidup memiliki siklus, bagi saya dan mungkin sebagian orang di dunia ini berkuliah termasuk ke dalam salah satu siklus tersebut. Banyak orang berpikiran bahwa berkuliah itu seru, bebas, susah, dan masih banyak lagi. Saya sendiri pun sangat bersemangat ketika dulu membayangkan kehidupan bila sudah menjadi seorang mahasiswa nanti. Tetapi pada kenyataannya, ternyata tidak seindah seperti yang sudah saya bayangkan dulu.

Diterima di universitas impian dan dapat menempuh pendidikan di jurusan yang sesuai dengan keinginan saya adalah hal yang sangat membuat saya bersemangat, bersyukur, dan bahagia. Tetapi setelah menjalankan kegiatan perkuliahan selama kurang lebih 3 bulan ini, terlalu banyak beban yang saya rasakan. "Apakah memang seberat ini?", "Apa aku yang tidak bisa menyesuaikan diri?", "Apakah aku sebenarnya belum siap menjadi seorang mahasiswa?", "Apakah hanya aku saja yang merasa kesulitan?", dan masih banyak lagi. 

Kebanyakan mahasiswa baru masih merasa sangat kesulitan dengan segala hal yang berkaitan dengan perkuliahan, hal ini tentu saja erat kaitannya dengan perbedaan yang ada antara menjadi siswa pada saat SMA dan menjadi mahasiswa di perguruan tinggi. \

Mahasiswa tidak hanya sekedar julukan saja, tetapi saat menjadi mahasiswa maka kita diharapkan dapat menjadi Agen of Changes, Iron stocks, Social Control, dan masih banyak lagi. Satu hal yang seharusnya perlu ditanyakan kepada seluruh mahasiswa termasuk diri saya sendiri adalah "Apakah kita menjadi mahasiswa karena kita memang sudah siap atau hanya karena mengikuti dan melanjutkan siklus kehidupan kita saja?".

Proses pembelajaran untuk siswa dan mahasiswa sangatlah berbeda, mulai dari sistem pembelajaran, perbedaan antara dosen dengan guru, jadwal yang sedikit lebih padat, beberapa mata kuliah yang mungkin sangat sulit untuk dipahami, dan masih banyak lagi. 

Mahasiswa baru umumnya mengalami permasalahan-permasalahan tersebut karena saat baru memasuki perguruan tinggi sebagai mahasiswa baru adalah waktu awal untuk beradaptasi dengan dinamika kehidupan perkuliahan. Permasalahan-permasalahan internal pun banyak yang dialami oleh para mahasiswa baru seperti kekurangan finansial, fasilitas penunjang perkuliahan yang kurang memadai, dan lingkungan sekitar yang kurang mendukung. 

Tidak hanya itu saja, seperti yang kita tahu bahwa karena masa pandemic yang sedang kita alami saat ini maka kegiatan perkuliahan harus dilaksanakan secara daring. Hal tersebut sangat membatasi ruang untuk berinteraksi antara para mahasiswa dan pembelajaran yang untuk sebagian orang  mungkin  dirasa tidak terlalu efektif karena dilaksanakan secara daring.

Pada akhirnya, kita secara harfiah tetaplah memiliki kedudukan sebagai seorang mahasiswa. 

Disamping banyaknya permasalahan yang ada, mari coba kita lihat sedikit dari sisi yang lain seperti bagaimana beruntungnya kita karena masih diberikan kesempatan untuk dapat menempuh pendidikaan di perguruaan tinggi, kegiatan perkuliahan yang tidak terhalang oleh situasi pandemi, dan kita yang dipandang sebagai harapan bagi bangsa serta masyarakat. Tidak hanya itu saja, dengan berkuliah juga kita memiliki banyak teman baru dan banyak pandangan serta ilmu-ilmu yang baru.

Harapannya, semoga para mahasiswa baru dapat mengatasi segala permasalahan-permasalahan yang sedang dialami sehingga tidak akan menjadi penghambat dalam menuntut ilmu. 

Semoga permasalahan-permasalahan yang ada tidak hanya menjadi sebuah kendala saja, tetapi dapat dijadikan sebagai ajang untuk mengembangkan diri dan melatih diri agar menjadi lebih mandiri kedepannya nanti. Mau tidak mau, siap tidak siap, kita harus terus berkembang dan tetap maju ke depan.