KEN AROK PEMBUAT SEJARAH
Halaman 11
Ken Dedes mengakui kepiawaian Ken Arok mengatur peristiwa ini. Ken Dedes juga tidak dapat berbuat apa-apa, karena segala bukti juga tidak ada bahwa pembunuh Akuwu Tunggul Ametung adalah Ken Arok. Tetapi dibalik semua itu sebenarnya dalam hati Ken Dedes merasakan ada harapan untuk dapat meneruskan getaran hatinya pada Ken Arok.
Setelah semua keterangan dapat dikumpulkan oleh pejabat berwenang di Tumapel, maka berangkatlah utusan dari Tumapel menuju ke Daha, ibukota kerajaan Kediri. Mereka mau menghadap pada raja Kertajaya memberikan laporan terbunuhnya Akuwu Tunggul Ametung.
Utusan Tumapel menghadap ke raja Kertajaya tidak pada pertemuan agung.Tetapi karena kondisi yang mendesak, utusan Tumapel menghadap pada pertemuan khusus.
Setelah mereka bertemu dengan raja Kertajaya. Utusan Tumapel menceritakan dari awal sampai akhir terbunuhnya Akuwu Tunggul Ametung. Mereka juga menceritakan bahwa pembunuh Akuwu juga sudah tertangkap dan terbunuh dalam perang tanding melawan prajurit pengawal Akuwu yang bernama Ken Arok. Raja Kertajaya menerima laporan itu dengan seksama dan dapat menerima kejadian yang terjadi di keakuwuan Tumapel.
Untuk selanjutnya utusan Tumapel juga mohon keputusan dari raja Kertajaya untuk dapat mengangkat Ken Arok sebagai akuwu di Tumapel, menggantikan Akuwu Tunggul Ametung yang terbunuh oleh Kebo Ijo. Raja Kertajaya berpikir sejenak, lalu menanyakan. Apakah pengangkatan Ken Arok sebagai Akuwu Tumapel sudah disepakati oleh para orang tua di Tumapel, keluarga Akuwu yang lama dan Permaisuri Ken Dedes serta rakyat di Tumapel.
Utusan Tumapel menjelaskan pada raja Kertajaya bahwa pengangkatan Ken Arok sebagai Akuwu di Tumapel sudah menjadi kesepatan bersama, sehingga berani dibawa ke raja Kertajaya untuk mendapatkan keputusan dan pengesyahan.
Maka akhirnya permohonan utusan Tumapel itu dikabulkan oleh raja Kertajaya dan raja Kertajaya berpesan agar Tumapel tetap setia pada kerajaan Kediri. Karena situasi kerajaan Kediri sekarang sedang terjadi masalah besar, yaitu para brahmana dan pendeta berani menentang keputusan raja. Dan banyak para brahmana dan pendeta mengungsi ke Tumapel. Jangan sampai Tumapel dimanfaatkan oleh brahmana dan Pendeta yang membangkang pada Kediri, untuk berlindung dari kejaran prajurit Kediri.
Utusan Tumapel dapat memahami kekhawatiran raja Kertajaya, karena kalau para pendeta dan brahmana sudah tidak sejalan dengan raja. Dapat menggocang kedudukan raja. Kekhawatiran raja ini akan disampaikan utusan tumapel kepada Akuwu yang baru, yaitu Akuwu Ken Arok. Â
Masa ken Arok Menjadi Akuwu di Tumapel