IBU BARU
Tulisan itu terpampang di layar telepon genggam diiringi nada panggilan. Lelaki yang berdiri di samping saya kemudian menjawab panggilan. Sebelum mematikan ponselnya, tulisan "IBU BARU" kembali terlihat.
Penumpang KRL Jurusan Bogor sore ini memang padat. Makanya tulisan di atas ponsel sebesar setengah talenan terpampang di depan mata. Sebenarnya tak ada yang istimewa dengan peristiwa ini, namun dua kata itu mengusik pikiran.
IBU BARU.
Sepertinya kata "Ibu" ini merupakan panggilan bagi istrinya. Jadi lelaki tersebut mempunyai istri baru?
Ah, saya rasa tidak! Kita kan tidak boleh berburuk sangka. Pasti itu maksudnya si istri menghubunginya dengan nomer baru. Cuma disimpan dengan nama "Ibu Baru".
Mungkin si Istri punya banyak nomer hingga suami bingung memberi nama. Kalau diberi nama "Ibu 2" atau "Istri 2" bisa lebih gawat dan menimbulkan salah paham, apalagi "Istri 3" atau "Ayang 4".
Tapi kalau ditulis terang "Nomer Ibu Yang Baru," jadinya kok terlalu panjang dan masih juga bisa menimbulkan tanda tanya.
Mungkin lebih baik diberi nama sesuai provider kartunya saja, misalnya "Simpati Ibu", "IM3 Ibu", "XL Ibu", "Tri Ibu" dan sebagainya.
Sepanjang perjalanan KRL, tulisan "Ibu Baru" terngiang-ngiang di kepalaku.
KRL Commuterline, 1 Oktober 2015