Mohon tunggu...
Seruan Hulu
Seruan Hulu Mohon Tunggu... Lainnya - Tokoh Publik

Errare Humanum Est Turpe In Errore Perseverare

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu Semakin Dekat, Hoax Kembali Jadi Bahan Dagangan

5 April 2019   12:14 Diperbarui: 5 April 2019   12:32 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngeri, ketika membaca statement dari salah satu anggota DPRD di media sosial yang mengatakan ada dugaan penekanan kepada aparat birokrasi PNS dan perangkat desa supaya mendukung salah satu partai pendukung pemerintah.Menanggapi pernyataan itu sepertinya tak butuh waktu banyak untuk mengetahui apa tujuan si Ferguso ini membuat isu seperti itu.Tujuan yang pertama adalah mengingat beliau ini sebagai salah satu caleg dari partai yang ketua umumnya doyan marah-marah, sengaja membentuk opini di mana dia memposisikan dirinya ataupun partainya seakan-akan dizalimi oleh partai-partai lain yang berada di lingkaran pemerintah saat ini. Sehingga dengan trik itu, dia dan partainya bisa meraih simpati dan dukungan masyarakat (playing victim).

Halaaahhhh....biasa bro, trik-trik yang seperti ini kan memang strategi mereka dari pusat. Dan kader-kader partainya sampai di tingkat kabupaten/kota sengaja ditempah dan dipersiapkan untuk memakai strategi ini guna menarik perhatian masyarakat. Maklum, mereka minim gagasan dan juga tidak memiliki ide untuk menciptakan program-program kerja untuk ditawarkan kepada masyarakat. Tapi meskipun demikian, saya yakin bahwa masyarakat tidak semudah itu dibodohi.

Setuju kalau tujuan pernyataan itu adalah merupakan himbauan kepada masyarakat mengingat posisi beliau sebagai anggota dewan, tapi akan jadi salah ketika kesannya menyerang partai-partai lain dengan isu yang tidak benar (hoax). Di sosmed, anda bisa jadi anggota dewan dan juga bisa jadi caleg, tapi jangan jadi penyebar hoax yang menimbulkan kerasahan dan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat.

Menggiring opini publik dengan berdasarkan "dugaan" kemudian menyebarkan isu bahwa aparat birokrasi PNS mendapat tekanan dari pihak-pihak tertentu supaya memilih caleg dari partai-partai pendukung pemerintah adalah omong kosong.

Dugaan itu adalah tafsiran yang bersifat pribadi, bisa salah dan juga bisa benar. Sendainya dugaan yang disampaikan itu benar dan sudah memiliki bukti yang kuat, maka solusinya bukan curhat di sosmed. Tapi laporkan, jika dugaan yang dimaksud merupakan pelanggaran pemilu, silakan laporkan ke Bawaslu dan jika ada unsur pelanggaran pidana, silakan lapor ke Polisi.

Masa ia sekelas anggota dewan itu aja gak tau...?? Gimana sih?? Masih yakin milih caleg yang beginian...?? Kalau aku sih ogah. Bodo amattt!!

Tujuan yang ke dua adalah sedang mempersiapkan alasan ketika kalah. Mereka anggota DPRD yang kemudian kembali turut ikut berkompetisi di pemilu 17 April mendatang, tentu sudah membaca seberapa banyak peluangnya untuk menang dan itu bisa dinilai dari hasil kinerja mereka selama menjabat sebagai anggota dewan.

Nah, mereka yang tidak cukup memiliki kepercayaan diri dan sudah mengetahui bahwa peluangnya untuk kembali menang di dapilnya adalah tipis atau hampir tidak ada harapan karena indeks kinerjanya selama menjabat buruk, maka jauh-jauh hari sebelum pemilu tiba, mereka wajib mempersiapkan alasan jitu kenapa bisa kalah. Yah...salah satunya dengan menjadi peramal, sibuk tuduh sana sini lalu kemudian menggiring opini publik bahwa seolah-olah di pemilu yang akan datang terjadi kecurangan yang dilakukan oleh beberapa pihak.

Jadi, isu dan informasi yang tidak jelas (hoax) seperti itu tak perlu ditanggapi secara serius, menganggapnya sebagai guyonan menjelang pemilu itu sudah cukup. Kita sebagai masyarakat mari bersama-sama menjauhkan negeri ini dari belenggu hoax dengan cara tidak mendukung/memilih pemimpin dan juga caleg yang hobi memproduksi hoax.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun