Mohon tunggu...
Septiawan Saputra__
Septiawan Saputra__ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bicaralah secukupnya, lakukanlah semampunya,Jangan melakukan sebaliknya,,,pahami artikel maknanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bulan Suci Ramadhan Bersifat Toleransi, Jum'at Agung

27 Mei 2022   10:19 Diperbarui: 27 Mei 2022   12:16 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ada momen yang sangat indah di bulan Ramadhan yang kami lewatkan. Itulah perayaan Jumat Agung, yang biasanya dirayakan oleh umat Kristiani. Sejumlah komunitas Muslim telah membantu atau memberikan penghormatan pada perayaan tersebut.

Hal ini pada dasarnya bukanlah hal baru dan merupakan bagian dari sikap toleransi antar umat beragama. Namun masalah toleransi dalam beberapa tahun terakhir sering diganggu oleh aktivisme, yang dipromosikan oleh kelompok aktivis di media sosial.

Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam. Bulan penuh ampunan dan berkah. Tak heran jika banyak umat Islam yang memperbanyak ibadah, introspeksi, dan amal baik agar mendapatkan banyak pahala dan berkah di bulan ini.

Di sisi lain, Jumat Agung juga merupakan momen bersejarah bagi umat Kristiani. Jumat Agung adalah hari yang memperingati penyaliban Yesus Kristus dan merupakan hari berkabung, pertobatan dan puasa.

Peringatan Jumat Agung tahun ini bertepatan dengan puasa umat Islam. Hal ini tentunya menjadi momen sakral yang dapat dimaknai sebagai upaya penguatan toleransi antar umat beragama. Tidak ada kesombongan. Karena kesombongan pada dasarnya bertentangan dengan semangat Ramadhan dan Jumat Agung. Toleransi adalah kunci agar kita bisa hidup bersama dalam keberagaman.

Indonesia adalah negara yang sangat beragam sejak lahir. Berbagai suku tersebar dari Aceh hingga Papua, dengan latar belakang yang berbeda-beda. Mulai dari perbedaan agama, bahasa, dan budaya. Nilai toleransi membuat antar umat beragama saling menghormati, menghargai bahkan saling membantu.

Selama bulan Ramadhan saja, banyak tempat ibadah non-Muslim menawarkan Tajiran untuk berbuka puasa. Ini membuktikan, sebenarnya, bahwa kita semua adalah orang-orang yang mengutamakan toleransi.

Toleransi menyatukan keragaman dalam harmoni yang menyenangkan. Toleransi tidak hanya melahirkan ketenangan, tetapi juga kedamaian sejati. Perdamaian pada dasarnya adalah sifat kita semua.

Jika masih ada beberapa orang atau kelompok yang masih memberitakan konflik dan intoleransi, itu bertentangan dengan apa pun. Tidak hanya bertentangan dengan ajaran agama, tetapi juga bertentangan dengan fitrah manusia itu sendiri.

Di sini pun, agama pada dasarnya memberikan inspirasi tentang persatuan dan perdamaian. Agama apapun mengajarkan nilai toleransi dan pluralisme.

Sikap moderasi dan toleransi harus diteruskan ke cara hidup kita sebagai orang Indonesia. Hal ini penting mengingat provokasi radikal masih terus terjadi di dunia maya. Sebagai bagian dari bangsa yang beragama yang mengakui banyak agama, tentunya kita harus berkarakter masyarakat yang sesuai dengan keyakinan agama Indonesia, namun tetap mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal. Dan pelaksanaan Jum'at Agung di puasa Ramadhan ini membuktikan bahwa pada dasarnya kita adalah orang-orang yang toleran.

Salam belas kasih / toleransi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun