AMBENG-AMBENG, GRESIK -- Perpanjangan masa PPKM di wilayah Jawa Timur khususnya kota Gresik dari waktu ke waktu kian mendesak masyarakat untuk membatasi berbagai macam aktivitas, tidak terkecuali para pelaku usaha yang tertekan dengan kebijakan-kebijakan yang berlaku. Pembatasan jam operasional hingga durasi waktu konsumen menjadi tekanan bagi para wirausaha khususnya dibidang kuliner. Banyaknya konsumen yang lebih memilih untuk take-away pesanan mereka daripada terkekang oleh pembatasan PPKM yang sedang berlaku.Kebijakan PPKM yang tidak menentu dan dapat berubah sewaktu-waktu berdampak pada omset penjualan yang naik-turun.Â
Hal ini dirasakan oleh para wirausaha di Desa Ambeng-Ambeng Watangrejo, Kecamatan Duduksampeyan, Kabupaten Gresik. Salah satu usaha kuliner yang terdampak adalah Warung Pedes. Pemilik Warung Pedes mengatakan bahwa omset penjualannya tidak menentu. Warung yang buka dari pukul 6 pagi hingga pukul 8 malam tersebut kerap kali ramai konsumen menjelang sore hari, sedangkan pada pagi hari cenderung sepi.
Melihat hal ini, Septian Dwi Kurniawan sebagai Mahasiswa KKN Back to Village III Universitas Jember tergerak untuk mengajak pemilik usaha Warung Pedes untuk melakukan beberapa inovasi dan peningkatan produk yang dijual. Hal ini sesuai dengan pokok tematik yang diambil tentang pemberdayaan wirausah masyarakat terdampak Covid-19.
Dalam kegiatan KKN ini, terdapat 3 program kerja yang diusung yaitu re-branding produk, peningkatan kualitas kemasan dan promosi digital. Design logo brand dibuat melalui media canva dengan model simple namun informatif. Branding logo sebelumnya tidak digunakan dalam penjualan sehari-hari mengingat kemasan yang digunakan masih sederhana yaitu menggunakan kertas minyak.Â
Sehubungan dengan hal tersebut, peningkatan kualitas kemasan pun dilakukan dengan menggantinya dengan kemasan kotak kertas kekinian. Selain lebih praktis dan higienis, kemasan ini juga lebih menarik secara tampilan. Kemudian, untuk coba mengenalkan produk pada masyarakat secara luas maka dilakukan promosi digital. Promosi dilakukan melalui media Instagram.
Pelatihan juga diberikan kepada pemilik Warung Pedes melalui kelas KKN yang diselenggarakan dengan pemateri dari ibu Kikis R.Handayani selaku owner HokkyTop Gresik. Materi yang disampaikan juga terkait pada 3 proker utama yang diusung. Pemilik Warung Pedes mengatakan bahwa pelatihan tersebut sangat membantu dalam memahami strategi marketing untuk mengembangkan usaha terutama dimasa pandemic seperti ini. "saya jadi mendapatkan ilmu baru tentang branding produk, kemasan yang bagus. Terkadang ingin berinovasi tapi tidak begitu paham jadinya ya seperti biasa saja. Sekarang jadi bisa lebih tau dan bias berinovasi lebih"
Dengan kegiatan KKN yang telah dijalankan sesuai dengan proker yang diusung, diharapkan kedepannya dapat menjadi motivasi bagi pemilik usaha dalam mengembangkan usahanya lebih baik lagi. Selain itu, kegiatan KKN ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemilik Warung Pedes untuk berani berinovasi di dunia bisnis saat ini. (Septian Dwi Kurniawan/KKN17/Gresik/Wazirotus Sakinah S.Pd., M.T.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H