Mohon tunggu...
sephia marcella
sephia marcella Mohon Tunggu... Editor - mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

baking,reading,music,writing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik Menurut Agama

16 Januari 2023   08:00 Diperbarui: 16 Januari 2023   08:05 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konflik merupakan fenomena sosial dimana terjadi pertentangan antara sesama manusia, konflik dilatarbelakangi dengan perbedaan interaksi individu seperti pengetahuan, gagasan, fisik dan lain sebagainya. 

Konflik sering terjadi dalam kehidupan masyarakat dan itu merupakan kegiatan yang harus dapat dimaklumi. Abdullah (2010) dalam Hadikusuma (2010) berbagi pendapat bahwa konflik adalah suatu hal yang lumrah dalam masyarakat terutama membahas tentang multi agama yang ada di Indonesia misalnya. Penyebab terjadinya konflik yaitu terjadi kesalahpahaman dalam pemahaman konteks keagamaan.

Agama sebagai salah satu konflik diajarkan yang memiliki arti penting dalam keadilan. Fakta sering kali yaitu mengungkapkan secara langsung terjadinya kekerasan seperti sejarah implikasi terhadap munculnya violence dan war (Judy, 2004 dalam Hadikusuma, 2010). Penganut keagamaan selalu mencuci mindset dari penganut keagamaan lain yang disebut dengan driv dari faktor kekerasan yang mereka lakukan (Priyo, 2006 dalam Hadikusuma, 2010). 

Perbuatan yang tidak terpuji yang mengatasnamakan keagamaan dilihat dari berbagai kasus yang terjadi di dunia ini, sikap yang mengakibatkan timbulnya konflik dalam keagamaan sangat sulit untuk diselesaikan (Parekh, 2002 dalam Hadikusuma, 2010). Dilihat dari seluruh penganut keagamaan semua apa yang dipelajari di dalamnya memiliki nilai moral dan saling menghargai supaya dapat menghubungkan tali persaudaraan dari dunia hingga ke akhirat.

Pola pikir yang berbeda akan dapat menimbulkan idealisme serta realisme terhadap kegiatan yang dilakukan dan dapat diukur lewat cara pandang terhadap keagamaan yang dianut dari masing-masing manusia. 

Masalah yang harus dipahami dalam konflik keagamaan adalah seluruh umat manusia harus saling mengayomi satu sama lain meskipun memiliki ajaran keagamaan yang berbeda (Yunus, 2014). 

Dari dekade terakhir ini, manusia sebagai umat dimuka bumi ini sangat rasis dalam memandang ajaran yang benar dari keagamaan yang lain, layaknya seperti agama Islam yang tidak toleran dalam melihat ajaran dari keagamaan yang lain, sebaliknya cara pandang terhadap umat Kristen dilihat sebagai umat manusia yang sangat liar dan ambisius dalam berkuasa dan bahkan bersikap keras untuk menyampaikan informasi dari Yesus (Yunus, 2014).

Permasalahan yang membawa keagamaan akan bertambah dalam setiap tahunnya, hal tersebut terjadi dikarenakan kendala dalam berkomunikasi yang bagus sehingga akan berdampak terhadap kehidupan sehari-hari yang menimbulkan konflik layaknya seperti kebencian dan permusuhan akibat dari pendirian rumah ibadah dari masing-masing umat manusia penganut keagamaan (Hartani & Nulhaqim, 2020). 

Tidak lagi heran dengan apa yang sudah terjadi, konflik sesama umat penganut keagamaan akan selalu terjadi jika tidak saling mengerti satu sama lain dan memperbaiki komunikasi kearah yang lebih baik lagi (Masturi, 2010). Melihat fakta sosial yang menjadi penyebab konflik, maka perlu dilakukan interaksi komunikasi yang baik yang berhubungan dengan kekuasaan dan juga pendekatan antar umat beragama (Ramadan et al., 2016). Seluruh umat manusia hamba Allah SWT akan mendefinisikan tentang kembalinya keyakinan dari keagamaan (Yunus, 2014).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun