Kalau kita melihat akan tulisan Rasul Paulus dalam Fil 3:1b-16, maka di mulai dengan pernyataan agar anak-anak Allah  tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Atau jangan menyombongkan diri pada hal-hal lahiriah. Karena bagi Paulus itu adalah sesuatu  yang sama sekali tidak berguna, itu adalah ajaran dari nabi-nabi palsu, atau saat ini ajaran dari iblis, bukan ajaran Firman Tuhan.
Pauluspun menceritakan kalau ia mau menyombongkan diri pada hal-hal lahiriah maka  bisa jadi ia melebihi semua orang pada jaman itu, ia di sunat pada hari ke-8, itu menunjukan bahwa dia adalah umat Allah sejak lahir karena tanda umat Allah adalah di sunat, yang tidak di sunat bukan umat Allah.
Lalu Paulus lanjutkan dari bangsa Israel suku Benyamin, dari segi suku maka suku aku termasuk suku yang  menyembah Allah YHWH bersama Yehuda, walaupun dalam pembuangan kami tetap menyembah Allah YHWH, tidak berubah.
Lalu tentang hukum taurat Paulus mengatakan beberapa hal yang sangat mencenangkan : tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
Kita tahu golongan dalam Alkitab yang sangat memegang teguh hukum taurat adalah Farisi dan Paulus adalah golongan Farisi bahkan dalam pelaksanaan hukum taurat yang begitu banyak Paulus berani katakan aku tidak bercacat. Wah hebat sekali.
Jadi Paulus ini, di mata orang pada jaman itu sangat terhormat. Yang di hormati orang pada jaman itu adalah orang-orang yang hidupnya memegang hukum taurat dan terus hidup dalam tradisi Yahudi dan Paulus adalah pentolannya. Luar biasa di hormati.
Mungkin pada saat ini sama seperti orang yang memiliki jabatan yang tinggi, tetapi sangat kaya, dan murah hati wah di hormati sekali, apa yang kurang lagi...
Nah kalau begitu apa yang salah dengan semuanya ini ? Ternyata semuanya itu hanya berpusat pada diri sendiri. Dengan kata lain semua orang pingin mendapati semuanya itu supaya dia di hormati oleh banyak orang, jadi bukan Kristus yang di tinggikan tetapi dirinya di tinggikan.
Bukankah kita juga punya keinginan seperti ini, punya keinginanan agar orang lebih menghormati kita. Bayangkan pada waktu kita bicara, semua orang diam dan menyimak kita, wah menyenangkan sekali. Waktu kita datang ke suatu acara pesta, banyak orang mengenal kita dan dengan sikap hormat menyelami kita. Wah menyenangkan sekali.
Mengapa orang menghormati kita ? Karena kita punya kedudukan yang tinggi, mengapa orang menghormati kita karena kita punya materi yang berlimpah, dan suka menolong. Agar orang terus menghormati kita maka kita hidup jaga image, sebijaksana mungkin. Memang di hormati itu menyenangkan sekali, sedangkan tidak di hormati itu menyakitkan.