Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gereja yang Benar

2 Mei 2021   09:44 Diperbarui: 2 Mei 2021   10:00 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bicara tentang gereja yang benar, tentu kita semua sepakat bahwa yang di maksud dengan gereja bukan gedung kebaktian tetapi orangnya. Eph 5:25... Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. Jemaat di sini adalah gereja berarti gereja adalah orang-orang yang dimana Kristus mati bagi mereka, atau orang-orang yang telah percaya pada Kristus.

Oleh karena itu kita bisa katakan bahwa gereja itu bukan semua orang tapi hanya orang tertentu yang di mana mereka yang percaya kepada Yesus karena Ia telah  menebus mereka.

Mat 16:18 juga mengatakan bahwa Kristuslah yang mendirikan gereja. Oleh karena itu kalau kita membandingkan gedung kebaktian dan diri kita sebagai gereja, maka bisa kita katakan seperti ini : sewaktu-waktu kita bisa di usir dari gedung gereja, gedung gereja bisa di hancurkan,  tetapi gereja yang sesungguhnya adalah diri kita tidak bisa hancur.

Tetapi kita juga perlu bertanya apakah kita adalah gereja yang benar/sejati? Karena kalau kita melihat dalam Firman Tuhan, maka pada akhir jaman Tuhan akan memisahkan Lalang dan gandum, kambing dan domba.

Mat 13 : 30 mengatakan : Pada waktu itu Aku akan berkata kepada para penuai : kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk di bakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungKu. Berarti pada saat ini dalam kumpulan umat Tuhan ada juga lalang bukan hanya gandum, ada juga kambing bukan hanya domba dan kita tidak mengetahui siapa Kristen yang sejati hanya Tuhan saja.

Oleh karena itu kita perlu mengintrospkesi diri kita apakah kita adalah Kristen yang sejati atau bukan, karena takutnya kita ada kumpulan umat tetapi kita bukan Kristen yang sejati, kita hanya lalang bukan gandum, kita hanya kambing bukan domba.

Misalnya Mat 7:22-23 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 23: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Berarti orang-orang ini adalah orang-orang yang luar biasa, mereka bisa melakukan mukjizat demi nama TUhan Yesus, mereka bisa mengusir setan demi nama Tuhan tetapi apa yang Tuhan katakan pada mereka : Mereka adalah pembuat kejahatan. Atau mungkin seperti Yudas, ada dalam kumpulan murid-murid Tuhan tetapi diapun tidak percaya Yesus sebagai Tuhan, berarti orang-orang seperti ini  hanya berada dalam kumpulan umat Tuhan tetapi mereka adalah lalang bukan gandum, meraka adalah kambing bukan domba.

Nah oleh karena itu bagaimana kita bisa meyakini bahwa kita adalah Kristen yang sejati bukan ikut-ikutan. Memang yang menentukan kita adalah Kristen yang sejati adalah Tuhan, tetapi tentu kita bisa meyakini bahwa kita adalah Kristen yang sejati.

Untuk bisa meyakini, maka perlu beberapa hal yang harus kita alami.

  • Kita harus percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juruslemat. Pada saat kita percaya pada  Yesus sebagai Tuhan, maka pada saat itu kita menjadi anak-anak Allah. Yoh 1 : 12 katakan : Yang percaya di berikan kuasa menjadi anak-anak Allah. Anak-anak Allah inilah yang menunjukan bahwa kita adalah orang Kristen yang sejati.
  • Punya suatu kerinduan untuk menyenangkan hati Tuhan. Dalam hal apapun juga kita mau melakukan untuk Tuhan, bukan untuk diri kita. Bekerja, melayani dan hidup untuk Tuhan bukan untuk diri kita.
  1. Pada waktu jatuh dala dosa maka punya keinginan untuk bertobat, tidak mau tinggal dalam dosa secara berlama-lama tetapi menyadari hal itu dan mau kembali pada Tuhan.

Kalau hal-hal ini tidak ada dalam diri kita maka bisa jadi kita hanya dalam kumpulan umat Tuhan tetapi kita bukan gandum tetapi lalang bukan domba tetapi kambing, maka bertobatlah dan hiduplah seperti apa yang Tuhan mau. Tuhan memberkati kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun