Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Komunikasi yang Sehat antara Pasangan

15 Maret 2020   08:19 Diperbarui: 15 Maret 2020   08:22 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komunikasi adalah penentu utama apakah hubungan suatu pasangan itu sehat atau tidak, apakah pasangan tersebut merasa di terima, di hargai dan di cintai atau tidak? Tetapi sayangnya dalam kehidupan pernikahan masalah komunikasi  di anggap adalah masalah yang sederhana dan tidak perlu di pelajari lebih dalam.

Ada pasangan yang sepertinya mempunyai kehidupan komunikasi yang baik, kalau bicara tentang makan maka kedunya nyambung, bicara tentang membesarkan anak, keduanya juga sangat nyambung bahkan  keduanya mempunyai cita-cita yang hampir sama terhadap anak-anak mereka tetapi dalam banyak hal, istrinya merasa bahwa suaminya tidak memahami akan dirinya dengan baik dan ternyata begitu pula akan suaminya merasa bahwa istrinya tidak memahami akan dirinya dengan baik pula.

Jadi jenis komunikasi seperti ini adalah komuniaksi yang bukan tertuju pada diri mereka masing-masing tetapi pada obyek pembicaraanya. Jadi kalau obyek disukai oleh keduanya maka mereka akan bicara dengan seru dan serius tetapi tidak menyentuh akan diri masing-masing, sehingga kalau di tanya pada suami, apakah yang istrimu butuhkan? Maka suaminya akan menjawab berdasarkan apa yang sudah dilakukannya selama ini,  dan merasa bahwa itu tepat, padahal tidak sama sekali.

Inilah komunikasi yang aneh karena hanya tertuju pada obyeknya bukan pada diri masing-masing sehingga sudah menikah sekian tahun pun bisa jadi masing-masing tidak memahami pasangannya dengan baik.

Jenis komunikasi lain yang dibangun antarpasangan yang sudah menikah adalah komunikasi yang selalu berpusat pada "diri" atau komunikasi yang "egoistis".

Misalnya istrinya merasa bahwa suaminya tidak mengerti keinginannya dalam pengaturan keuangan, karena suaminya selalu memaksa dengan caranya dan harus di ikuti kalau tidak  maka bisa ribut, sehingga terkadang istrinya tidak menceritakan pemasukan-pemasukan lain yang didapatnya. 

Lalu istrinya juga merasa suaminya tidak memahami dirinya dalam hal seksual, istrinya pingin menikmati kenikmatan seksual tetapi suaminya selalu melakukan berdasarkan kemauannya. Tetapi di lain pihak suaminya bisa memuji istrinya setinggi langit karena istrinya mengerjakan banyak hal yang baik termasuk dalam penataan keuangan yang di inginkannya.

Nah kalau di telusuri komunikasi seperti ini, sebenarnya adalah komunikasi "satu pihak" di mana suaminya sepertinya berkomunikasi dengan istrinya padahal tidak, dia hanya berkomunikasi dengan keinginannya yang diterapkan pada istrinya, maka pada waktu istrinya mengikuti apa yang dia mau maka ia bisa memuji istrinya setinggi langit. Jadi sebenarnya dia tidak memahami istrinya tetapi dia merasa memahami istrinya dengan cara memaksa kehendaknya. Dan istrinya juga merasa senang kalau di puji-puji oleh suaminya.

Komunkiasi seperti ini bukan komunikasi yang dialogis di mana berusaha untuk memahami pasangan, mengerti apa yang pasangan mau, kemudian berdiskusi dan mencari jalan keluar sehingga ada kepuasan yang di dapat bersama.

Oleh karena itu komunikasi yang sehat dalam kehidupan antar pasangan adalah "KOMUNIKASI DIALOGIS". Maksud komunikasi ini bahwa setiap perbedaan dalam pasangan itu harus diketahui dengan baik, bukan berarti berkompromi dengan pemikiran pasangan yang kurang baik tetapi bisa mengerti mengapa pasangannya berpikir seperti itu dan secara perlahaan di tolong dalam pemikiran/pengambilan keputusan yang tepat.

Misalnya istrinya selalu merasa bahwa suaminya kurang memperhatikan dan tidak mengerti akan dirinya padahal suaminya sudah berusaha maksimal untuk selalu mendengarkannya, mengajak diskusi bahkan doa bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun