Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perbedaan Kasih Allah dan Pemimpin Agama

24 Desember 2019   08:00 Diperbarui: 24 Desember 2019   08:05 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau kita melihat apa yang di lakukan Yesus di dunia tidak ada bedanya dengan pemimpin agama lainnya. Yesus sangat mengasihi orang miskin dan menolong mereka, hal itupun di lakukan oleh banyak pemimpin agama  lain, Yesus melakukan banyak kesembuhan sebagai wujud cintaNya kepada orang yang membutuhkan, ternyata itupun bisa di lakukan oleh para Rasul dan Nabi.

Tetapi kalau di teliti dalam konteks kasih, ada hal-hal tertentu yang tidak bisa di lakukan oleh orang lain, termasuk seluruh pemimpin agama yaitu  : Yesus Mengasihi Sampai  Klimaks Pada MusuhNya dan Memberikan Hadiah yang Paling Berharga

Wao ini kasih yang  luar biasa, kasih seperti ini tidak bisa di lakukan oleh siapapun yang paling agung di dunia ini. Dalam Yoh 3:16 di katakan : Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia mengaruniakan Anaknya yang Tunggal. Jadi wujud Allah mengasihi kita maka ia mengirim AnakNya yang tunggal untuk mati bagi kita.

Mengapa Allah harus menjadi manusia? kita semua tahu persis hukuman dosa adalah maut/kematian karena Allah tidak bisa mati maka Ia harus menjadi manusia yang sama dengan kita agar bisa mati mengantikan kita. Wah ini kasih yang luar biasa. Karena kasih yang sampai memberikan Nyawa, jadi betul-betul menunjukan Allah sangat mengasihi kita.

Kalau kita merenungkan hal ini : Allah mengasihi sampai memberikan nyawaNya itu sudah luar biasa, sulit di pikirkan. Apalagi yang di kasihi oleh Allah itu adalah orang berdosa, orang jahat, wah itu lebih sulit lagi untuk kita memikirkannya, tidak masuk dalam akal, koq bisa seperti itu ?

Misalnya, kalau hakim memutusakan ada orang yang berbuat jahat tidak di hukum karena hakim mengasihi dia, itu sulit di pikirkan, tidak masuk dalam akal kita. Kita satu Indonesia akan protes dan marah, karena yang namanya kejahatan itu harus di hukum, bukan di kasihi dan di bebesakan. Kalau seperti itu semua orang akan melakukan yang sama.

Tetapi bagi seorang terdakwa itu adalah anugrah yang luar biasa. Dan Diapun tidak bisa mikir dengan baik, kenapa hakim mengasihinya dan membebaskannya walupun ia berbuat jahat. Itu anugrah yang luar biasa. Pernakah kita berpikir bahwa ini adalah anugrah / berkat yang luar biasa, bahkan anugrah/berkat yang terbesar dalam hidup kita.

Dengan kata lain semua berkat yang kita dapat  entah bisa berkeluarga, punya anak, punya rumah, punya kendaraan, semuanya di total tidak ada bandingnya dengan berkat hidup kekal ini. Karena ini berkat yang abadi.

Kita punya anak tetapi anak kita menikah nanti akan meninggalkan kita, kita punya suami atau istri tetapi mereka juga akan meninggal dan hanya kita sendiri. Kita punya jabatan tetapi nanti kita turun jabatan/ pensiun, kita punya rumah yang bagus tetapi 10 tahun lagi rumah kita tidak bagus lagi. Dengan kata lain semua berkat ada batasnya tetapi berkat hidup kekal adalah abadi. Bukankah itu menunjukan Allah sangat mengasihi kita dan memberikan berkat yang luar biasa pada kita ?

Tetapi manusia yang tidak tahu diri pada waktu menghadapi kesulitan sudah mengatakan Allah tidak mengasihi akan dirinya.  Kalau Allah tidak memberikan jabatan terus mengeluh kepada Allah, kalau Allah tidak memberikan pacar yang diinginkan, ancam Allah. "Allah aku tidak akan menikah kalau yang datang padaku tipenya seperti ini terus", kalau Allah tidak memberikan Anak, marah, mengapa Allah tidak memberikan anak padahal yang orang lain yang hidup kacau di beri oleh Allah.

Hey... kita ini manusia harus tahu diri , sudah dapat berkat utama masih marah, dapat di mana orang dapat berkat utama masih marah kepada Allah ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun