Aheng masuk ke bar pesan minuman empat gelas sekaligus. Setelah diantarkan, ia mereguk satu demi satu tanpa jeda. Bartender heran dan menyarankan, bahwa akan lebih nikmat kalau minum satu gelas kemudian tuang lagi untuk gelas berikutnya, dan berikutnya.
Aheng lalu menjelaskan, bahwa ia memiliki tiga teman dekat yang sering minum bareng; Kial, Sam, dan Benjo. Tetapi karena studi dan pekerjaan mereka berpisah kota. Untuk mengenang persahabatan mereka sepakat untuk, dimana pun kalau pesan minum, lakukan dengan cara demikian untuk mengenang persahabatan dan persaudaraan mereka berempat. Bartender dan pengunjung terkagum-kagum oleh solidaritas pertemanan itu. Demikianlah Aheng menjadi pengunjung setia di bar sehingga banyak pengunjung telah mengenalnya.
Suatu hari di malam Natal ia datang dan memesan hanya tiga gelas. Bartender tersentak, menyimpulkan bahwa sesuatu pasti terjadi pada salah seorang teman sehingga tinggal mereka bertiga. Â Dengan hati-hati, si bartender menyatakan ikut berbelarasa (belasungkawa) atas apapun yang telah terjadi atas sahabatnya.
Aheng: "jangan salah sangka, teman-teman saya sehat walafiat. Istri saya minta untuk lebih dekatkan diri kepada Tuhan, jadi saya sudah bertobat, tidak boleh minum lagi."
Bartender: Lho, kok? (makin keheranan!)
Aheng: ya betul, saya tadi hanya minum untuk ketiga sohib saya!
Catatan: humor modivikasi, telah dipublikasi di Indonesia-Menalar: https://indonesia-menalar.xyz/aheng-minum-di-malam-natal-demi-sahabat/