Mohon tunggu...
Semino Gelumbur
Semino Gelumbur Mohon Tunggu... Dosen - Tutor ESL dan Pragmatik

Pemerhati wacana ideologis dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Awas Efek Ideologis Wacana Penebar Kebencian

12 September 2017   11:59 Diperbarui: 12 September 2017   12:06 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh

Semino

Hingar bingar kasus Ahok terkait Pilkada dan penodaanagama telah redah. Hiruk pikuk kasus HTI terkait ancaman terhadap ideologiPancasilatelah terproses secara hukum. Kini hadir kasus Saracen penyebar hoax SARA dan ujaran kebencian.  Kedewasaan bangsa kita ditantang kembali.

Produksi wacana Saracen dalam media masa dan media sosial menyentuh titik sensitif kehidupan berbangsa dalam bingkai NKRI. Bahayanya, kata tersebut secara historis adalah identitas untuk musuh bagi pembuat label tersebut. Apalagi, ketegangan yang terjadi tidak hanya bernuansa permusuhan antar warna kulit melainkan juga berkembang antar ideologi atau agama lintas ras. Kasus Saracen ini bisa menjadi "titik api kecil" berbahaya apabila tidak disikapi dan ditangani dengan super hati hati. Peran media masa sangat vital dalam upaya agar minimal masyarakat paham peta wacana Saracen terkait kasus hoax SARA mereka.

Dinamika perjuangan anak bangsa agar kita tetap dalam bingkai NKRI sejauh ini adalah bukti bahwa persatuan bangsa merupakan prioritas utama atau tujuan bersama bangsa Indonesia.  Masalah ras dan etnis di Indonesia relatif lebih aman daripada yang terjadi di negara lain karena pemerintah hadir untuk itu, dan pendiri bangsa telah berupaya bersama menyiapkan tatanan berbangsa berdasarkan falsafah pemersatu bangsa Pancasila. 

Persoalan yang paling beresiko saat ini adalah potensi konflik dan syahwat kepentingan beragam ideologi di Indonesia yang rentan termanipulasi. Siapa di balik "api" ini? dan bagamana kita bersama harus bersikap agar "api" ideologi tidak tersulut?

Kenali Oportunis

Kasus sindikat produsen ujaran kebencian yang memanfaatkan lebel Saracen ini harus dipertegas sebagai produk kaum oportunis agar tidak melebar menjadi wacana konflik ideologis. Tindakan para oportunis ini telah dengan tepat dilokalisir sebagai kasus murni kriminal. Dan untuk itu, kita apresiasi para penegak hukum yang dengan sigap menangkap mereka. Aktor intelektualnya adalah kaum oportunis pemecah-belah bangsa. Merekalah yang sangat berkepentingan terhadap "titik api kecil" ini yang bisa diramu menjadi senjata "bola api" yang digunakan sesuai kepentingan utama mereka. Apakah mereka "pemuja" kekuasaan atau ideologi, mereka sama saja akan mengacaukan "desa tercinta" kita NKRI. 

Untuk menangkal resiko buruk aksi mereka, kelompok kelompok agama di seluruh Nusantara perlu bersabar agar tidak terpancing untuk turut dengan cara yang kurang jeli memproduksi wacana Saracen yang mempertajam perbedaan. Mereka para oportunis harus tetap ditempatkan atau disikapi sebagai para "penjahat" yang beroperasi di bumi Nusantara bukan sebagai musuh ideologi agama dan untuk itu harus dihukum atas kejahatan mereka.

Hindari Konflik Ideologis

Bahwa ideologi-ideologi melahirkan konflik itu adalah sifat alaminya. Menurut pakar wacana ideologi van Dijk bahwa semua ideologi bersifat eksklusif. Dan itu sangat nampak jelas ketika ada kasus yang bias atau bernuansa ideologis. Kasus Saracen untuk Indonesia ini bisa melahirkan polarisasi pandangan yang mengarah pada konflik saling tuduh antar pemerintah, umat beragama, dan kelompok kelompok politik di Nusantara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun