Mohon tunggu...
Fahri Semendaway
Fahri Semendaway Mohon Tunggu... wiraswasta -

wiraswasta Olahraga Minat pada Marketing Pendidikan Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok Takut Independen, Teman Ahok Jadi Pisau Bermata Dua

2 Maret 2016   02:00 Diperbarui: 2 Maret 2016   08:10 1531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya semakin percaya diri bukan soal terpilihnya. Saya makin percaya diri kalau saya tetap jujur, enggak berpihak dan kerja untuk rakyat, pasti dipilih orang," kata Ahok saat dijumpai di Hotel Millenium, Jakarta.

Ahok mengatakan simpatisannya yang tergabung dalam 'Teman Ahok' tengah berusaha mendapatkan "tiket" agar dirinya bisa bersaing dalam pilkada sebagai calon independen.

Nopember 2015 ketika perolehan KTP dukungan telah melewati perolehan suara Partai Demokrat, Ahok semakin yakin jika dirinya akan tetap maju dijalur Independen, walaupun PDIP sudah mulai berwacana bahwa mereka siap mendukung Ahok jika ingin maju melalui jalur Parpol. Godaan itu tampaknya tidak dapat menggoyahkan Ahok.

Ahok Mulai Mendua

Awal Desember 2015 nampaknya Ahok mulai tergoda rayuan PDIP, pasca pertemuan dengan Boy Sadikin di Balaikota.

"Ibu Mega sudah ngomong, kalau saya mengecewakan warga DKI, pasti PDIP tidak akan mendukung mencalonkan saya lagi. Tapi kalau saya bisa pro rakyat, pasti PDIP akan mendukung. PDIP tidak mau peduli soal survei-survei itu. Yang penting, kata Bu Mega, orangnya punya hati tidak untuk rakyat? Jadi patokannya itu saja," urai Ahok.

Sampai disini jelas sekali Ahok mulai mendua, disatu sisi jalur Independen sudah tersedia disisi lain PDIP yang seksi mulai menggoda. Sebagai orang politik dengan reputasinya selama ini, Ahok sudah pasti bisa berhitung tentang kekuatan Teman Ahok, jika untuk mengumpulkan KTP dukungan sudah terbukti mereka mampu, tapi untuk mengusung Ahok memenangkan DKI 1 hitungan matematika Ahok tidak nyambung. Jaminan apa yang bisa diberikan oleh Teman Ahok. Jaminan apa yang dapat diberikan Teman Ahok ditengah pertarungan politik yang maha dahsyat, Teman Ahok bisa apa menghadapi para dedengkot politik.

Hingga akhirnya meledaklah bom waktu (tapi bom yang kecil), dengan keluarnya pernyataan Ahok tentang keinginan PDIP yang ingin mengusung Ahok tanpa melibatkan Teman Ahok baru baru ini. Teman Ahok terkejut dan panik, walaupun Ahok menyatakan kalau PDIP ingin mendukungnya maka PDIP harus izin dulu kepada Teman Ahok, tapi tentu saja Teman Ahok berpikir lain dan keluarlah artikel yang menampar PDIP di laman resmi mereka. Tentunya ini adalah respon halus dari mereka untuk Ahok yang mulai mendua dan membenturkan mereka dengan PDIP.

PDIP tidak salah, mereka sebagai partai besar pemenang pemilu dan merupakan partai berkuasa dijagad saat ini tidak mungkin meminta izin kepada Relawan yang Cuma segelintir dan miskin pengalaman. Relawan Teman Ahok pun tampaknya mulai sadar dengan situasi ini, dan mulai melemah dengan menyatakan manapun jalan yang akan ditempuh oleh Ahok itu adalah haknya, kami serahkan sepenuhnya kepada Ahok untuk menentukan, menyusul pernyataan mereka bahwa jika Ahok ingin maju jalur parpol, Ahok diminta menjelaskan alasannya kepada 730 ribu pemegang KTP yang sudah mendukungnya untuk jalur Independen.

Ahok sadar, Teman Ahok beserta 730 ribu dukungan tersebut dapat menjadi pisau bermata dua bagi dirinya, disatu sisi 730 ribu dukungan itu bukan hal yang kecil dan berpotensi untuk berbalik membenci dirinya jika Ia maju melalui jalur parpol tapi mengharapkan dukungan mereka melalui jalur Independen adalah perjudian yang besar dan kemenangan dapat dikatakan berat untuk didapat, tapi disisi lain Ahok yakin jika Ia didukung oleh PDIP maka untuk mencapai kemenangan terbuka lebar bagi dirinya, walaupun persyaratan PDIP adalah Teman Ahok berada dibawah kendali mereka.

Tapi bagi Ahok itu persoalan yang sangat mudah, pada saatnya nanti Ahok akan menjelaskan kepada mereka alasan Ia lebih memilih jalur parpol dapripada jalur Independen. Ia haqul yakin bahwa 730 ribu pemegang KTP tersebut sudah cinta mati kepada dirinya, sehingga mereka akan manut saja dengan apa kemauan dirinya dan tetap memilih dirinya ketika waktu pemilihan tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun