Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Bijak Memilih Presiden

28 Juli 2023   15:17 Diperbarui: 28 Juli 2023   16:18 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar https://rokanhulu.bawaslu.go.id/menata-pemilu-serentak-2024/

Jelang Pemilu 2024, di medsos-medsos, berita dan opini mengenai calon presiden sudah mulai memanas. Apalagi setelah partai-partai besar mengumumkan calonnya untuk kandidat presiden. Meski masih terlihat pemangku partai lobi sana sini, namun sebagai rakyat saya hanya menginginkan kelak yang menjabat sebagai presiden mampu membawa kapal besar NKRI menjadi yang lebih baik, membawa ke tujuan bernegara yang lebih sejahtera.

Kembali menyoroti beberapa "calon" dalam menampilkan sosoknya untuk dikenal masyarakat via medsos, ada beberapa keprihatinan yang saya rasakan kini. Sama sepeti saat pemilihan presiden 2 periode silam, kali ini juga "peperangan" antar hater dan lover mulai meramaikan dunia permedsosan. Lumrah sih, karena mereka ingin calon merekalah yang menang dalam pilpres mendatang.

Namun yang sangat disayangkan adalah ketika saya menjumpai kandidat dan para pengikutnya yang menggunakan senjata "agama" untuk mempengaruhi rakyat. Miris sekali melihat dan mendengar beberapa orang yang disebut ulama dengan gamblang menyatakan bahwa calon ini adalah Imam Mahdi, atau ada beberapa edaran di WA bahwa kalau tidak memilih calon ini masuk surga, dan lain-lain. Juga beberapa orang yang dianggap ustad sering kali menyelipkan ceramah-ceramah agama dengan mengaitkan calon presiden pilihan mereka. Menurutku beberapa dari ucapan mereka malah justru terasa seperti melecehkan agama sendiri, dan itu memprihatinkan sekali.

Mungkin untuk sebagian orang yang mengerti bahwa itu hanyalah "kampanye" belaka tentu tidak masalah. Namun bagi yang "maaf" fanatik agama tentu akan mengikuti apa anjuran-anjuran yang mengatas namakan agama. Dan di lapisan bawah, terjadi gesekan-gesekan karena ceramahan ustad tersebut.  Ini seperti memecah belah umat.

Sebagai rakyat biasa, saya mungkin mewakili banyak orang di Indonesia ini, meminta para calon presiden itu bersaing secara sehat, tunjukkan dedikasi, kinerja, dan hasil dari kerja selama ini, agar rakyat bisa menilai mana yang pantas dipilih. Bukan kok malah "menjual" agama untuk mempengaruhi pemilih. Saya kira banyak yang sudah empet, jenuh, bosan dan kesal melihat perilaku para pengusung agama untuk kampanye mereka.

Dan semoga saja pilpres yang akan datang berjalan lancar dan sukses memilih presiden yang benar-benar memikirkan Indonesia yang mempunyai ragam budaya, agama, suku, ras yang berbeda, dan mampu menjadi pemimpin semua lapisan masyarakat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun