Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Covid19, Antara Kewaspadaan dan Kewarasan

4 April 2020   17:14 Diperbarui: 4 April 2020   17:23 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar : Selsa

Covid19, hampir semua lapisan masyarakat saat berkumpul atau bertemu dengan orang lain selalu membicarakannya. Bahkan seluruh dunia seakan disihir oleh kehadiran makhluk "kasat mata" ini.

Seiring dengan perkembangan pandemi Covid19 yang telah menewaskan ribuan orang di seluruh dunia,  munculah "ahli" baik yang memang kompeten dengan virus dan kesehatan ataupun yang hanya abal-abal atau malah cuma copas berita dari media yang belum tentu benar beritanya.

Indonesia boleh dibilang negara paling bungsu yang mendapatkan kenyataan warganya terkena Covid19 ini. Setelah banyak negara mengumumkan korban-korban Covid19 baik yang terkena, sembuh atau yang meninggal, kini Pemerintah Indonesia pun mau tidak mau mau, siap tidak siap menghadapi pandemi ini.

Untuk kesiapan dan kesigalan pemerintah kita tidak bisa menilai apakah tepat atau tidak, namun sejauh ini korban dan penularan virus heboh itu belum terlalu melejit dibandingkan dengan negara besar lainnya.

Kewaspadaan adalah yang selalu digaungkan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Sosial Distancing, Phisical Distancing, Stay at Home, Work From Home, dianjurkan bahkan diterapkan oleh pemerintah kita. Bahkan jauh-jauh hari pemerintah sudah menyarankan tidak mudik bagi para perantau untuk mengurangi resiko penularan Covid19. Apalagi perantau dari kota yang terbukti ada warganya yang positif Covid19.

Sehubungan dengan pemudik yang dikhawatirkan akan membawa (carrier) virus Covid19, karena anjuran tidak mudik sepertinya banyak yang tidak dipatuhi, maka ada ketakutan dari masyarakat yang berada di kampung halaman.

Mereka kini menjaga kampungnya dengan menutup wilayahnya. Di depan pintu gerbang desa atau kampung kini banyak terlihat penutupan memakai bambu atau atau palang kayu.

Bahkan ada beberapa kampung yang menyediakan semprotan disinfektan bagi warga atau kendaraan yang keluar masuk kampung. Meski diragukan apakah cairan itu memenuhi standart ketentuan untuk disemprotkan untuk benda atau manusia.

Dan segala bentuk larangan dari WHO atau pakar bahwa cairan disinfektan tidak cukup untuk menghalau virus karena yang paling berbahaya adalah para carrier yang terlihat sehat, tidak diindahkan oleh mereka.

Tapi memang tidak bisa dipungkiri pandemi Covid19 yang mendunia ini sangat meresahkan masyarakat. Bukan hanya soal penyebarannya yang sangat cepat dengan korban yang banyak, namun penanganan dari pihak berwenang yang terkadang beritanya simpang siur membuat bingung.
Apalagi jelang puasa dan lebaran yang bisa dipastikan akan banyak pemudik pulang kampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun