Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Inilah Khas Ramadan yang Dirindukan

16 April 2021   02:20 Diperbarui: 16 April 2021   02:25 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Rudy and Peter Skitterians dari Pixabay

Berbeda dengan cerita teman saya, saat anak-anaknya berisik dengan teman-temannya saat salat di masjid, orang dewasa yang salat di sebelahnya langsung menghardiknya, dan berkata dengan wajah marah, di masjid tidak boleh berisik. Teman saya bercerita gara-gara pengalaman buruk itu, si anak sempat takut pergi ke masjid selama beberapa hari.   

Oya, di akhir pekan, setelah salat tarawih selesai, kami akan bermain petak umpet. Ceria, tertawa lepas, begitu bersemangat tak ada yang ditakutkan. Padahal saat itu hari menjelang malam dan kami bersembunyi dimana saja, di tempat yang susah ditemukan, di balik dinding rumah tetangga atau di balik pohon. Masa kecil memang masa yang paling bahagia dan menyenangkan, tak ada hal rumit yang dipikirkan, tak ada yang dikhawatirkan dan ditakutkan. Apapun warna dunia di luar sana, wajah kanak-kanak itu hanya menghadapinya dengan satu cara, tertawa!

Gambar oleh Joshua Choate dari Pixabay
Gambar oleh Joshua Choate dari Pixabay
Biasanya di sela-sela main petak umpet, tak lama kemudian ada tukang sate langganan lewat, kami akan membeli sate ayam dan memakannya bersama. Harum khas sate ayam saat dibakar dengan bumbu kacang yang lembut dan irisan lontong yang menul-menul masih melekat erat dalam ingatan.

Dan saat itu pun orang tua kami tak pernah marah, meski kami bermain sampai malam, di bawah sinar rembulan. Para orang tua pun ikut bercengkerama menemani anak-anaknya yang sedang bermain dengan gembira.

Ah, Ramadan dan kenangan indah masa kecil yang begitu dirindukan!

Hidup memang tak selalu indah, tapi yang indah akan selalu hidup, meski hanya dalam kenangan. 

Kenangan akan masa lalu. Waktu yang telah berlalu, yang tak pernah bisa kita kunjungi lagi, yang jaraknya teramat jauh untuk kita tempuh.

Seperti yang dikatakan Imam Al-Ghazali dalam kitab Khuluq al-Muslim, saat bertanya hal biasa kepada muridnya, yang akhirnya dijawab beliau dengan luar biasa.

"Apakah yang paling jauh dari diri kita?"

Murid-muridnya menjawab, "Negeri China, bulan, matahari, bintang."

Sang imam berkata, "Yang paling jauh adalah waktu yang telah berlalu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun