Mohon tunggu...
Selfi Alfiani
Selfi Alfiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 PWK UNIVERSITAS JEMBER

Hobi : Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggerakan Pasar Rakyat untuk Meningkatkan Ekonomi

21 September 2022   22:53 Diperbarui: 21 September 2022   22:58 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyuwangi merupakan kabupaten yang berada di ujung Pulau Jawa dan bersebalahan dengan Selat Bali. Keberagaman budaya dan adat yang dimiliki Banyuwangi juga banyak yang dimanfaatkan menjadi sumber perekonomian masyarakat. Salah satu yang identik sekali dengan Banyuwangi adalah tari gandrung yang terkenal. Setiap bulannya juga diadakan festival yang diberi nama Banyuwangi Festival yang memiliki 99 event yang dilaksanakan. Bukan hanya acara adat dan budaya saja  yang diangkat dalam event ini, namun juga termasuk pariwisata, kesehatan, pendidikan, kuliner, pelayanan publik dan juga UMKM.

Perkembangan perekonomian masyarakat sempat terhambat  oleh adanya covid 19 yang melanda Indonesia bahkan seluruh dunia. Berbagai upaya dilakuan pemerintah untuk memulihkan ekonomi. Meskipun kemiskinan di Banyuwangi hanya menurun 0,1 persen dan terendah di Jawa Timur tetapi usaha pemerintah kabupaten sendiri terus dilakukan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh bupati Banyuwangi adalah penggerakan pasar rakyat.

Pasar rakyat ini tersebar diberbagai wilayah kecamatan. Dengan adanya penggerakan ini masyarakat sekitar juga bisa sambil belajar usaha mikro dengan dukungan pemerintah. Sebelum pandemi covid-19 cukup berekembang seperti pasar wit-wit an di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, pasar osing kemiren di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, pasar lingsir wingi di Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu, Arabian Street Food di Kampung Arab, Kecamatan Banyuwangi, dan masih banyak lainnya.

Setelah adanya covid 19 masyarakat sekitar juga harus beradaptasi dalam proses menggerakkan dan mengembangkan pasar rakyat ini dengan mematuhi protokol kesehatan dengan baik agar proses pengembangan ekonomi daerah terus berjalan dan meningkat dengan baik. Adapun petugasnya sendiri dalam pengecekan suhu atau menseterilisasi tempat terjadinya transaksi dalam pasar rakyat.

Pengembangan pasar ini tetap melihat aspek budaya juga, contohnya seperti pasar wit-wit an yang ada di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh. Adat kebo-keboan adalah salah satu adat yang masih berkembang di Kecamatan Singojuruh sehingga di pasar wit-wit an ini masyarakat yang berjualan memakai baju adat seperti kebaya dan juga tempat penjualnya menggunakan konsep pembuatan dari bambu, mulai dari tempat duduk, alat makan  dan juga di tambahkan ada kebo-keboan. Kebo-keboan sendiri yaitu manusia yang dirias seperti kerbau. Kebo-keboan adalah upacara adat yang biasa dilakukan masyarakat setempat sebagai rasa syukur atas hasil panen yang mereka terima.

Dalam pembukaan pasar "Cunduk Menur" di Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan "Setelah hampir dua tahun terakhir ini, ekonomi mengalami kelesuan akibat pandemi Covid-19. Ini saatnya bagi kita untuk bangkit. Kita tata kembali ekonomi dengan berbagai usaha-usaha produktif," ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga akan terus memantau perkembangan masyarakat dalam menjalankan kegiatan ini. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga akan mendampingi mulai dari promosi dan lainnya.

Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah sebelumnya juga mengungkapkan baru meresmikan pasar Kemantren yang ada di Kecamatan Gambiran. Pasar ini menjual berbagai makanan tradisional dan juga berbagai kerajinan hasil UMKM setempat.

Sebenarnya banyak sekali program yang digerakkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mulai dari pemulihan sektor pariwisata, peningkatan UMKM, dan lain sebagainya. Namun, kerjasama masyarakat sekitar sangat diperlukan karena usaha pemerintah juga membutuhkan dukungan masyarakat yang juga bertujuan sebagai pemerataan ekonomi.

Pasar kepeng yang terletak di Desa Kemiren, Kecamatan Licin juga menjadi salah satu upaya pengembangan pemerintah dalam pemulihan ekonomi. Desa Kemiren sendiri juga bisa disebut sebagai salah satu desa yang sangat kental dengan suku osing yang telah menjadi suku asli Banyuwangi. Di Desa Kemiren juga terdapat banyak tempat kuliner yang masih memakai konsep tradisional budaya. Usaha masyarakat sekitar sangat di dukung pemerintah karena masyarakat tidak melupakan aspek budaya dalam membuat konsep. Meskipun terbilang konsep kuno pasar rakyat ataupun kafe dan tempat kuliner sangat ramai di datangi pengunjung.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga tetap memperhatikan UMKM masyarakat seperti kerajinan. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengunjungi UMKM pembuatan alat musik yang terletak di Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi. Salah satu pengrajin yaitu Supriyanto mengungkapkan bahwa sekarang sudah mulai banyak pesanan dan sudah bisa mengekspor terutama di Jamaika. "Alhamdulillah sekarang sudah banyak pesanan. Baru saja saya kirim 100 ribu karimba ke Jamaika," kata Supriyanto. Sebelum pandemi melanda Supriyanto bisa menerima pesanan hingga 200 ribu tetapi meskipun setelah pandemi terdapat penurunan hingga 50 persen para pengrajin tetap bersyukur masih mendapatkan pesanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun