Melihat data ini, Perkembangan Industri halal dunia dirajai oleh sebagian negara yang bukan negara dengan jumlah penduduk muslim yang besar. Menurut Perry Warjiyo Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI),
Industri Halal kian berkembang. Pada Industri makanan halal global dirajai oleh Thailand yang hanya memiliki persentase penduduk muslim sebesar 5 persen. Thailand telah mengukuhkan diri sebagai dapur halal dunia.
Sementara itu, Australia telah memproduksi dan mengekspor daging sapi halal. Korea Selatan yang terkenal dengan industri kecantikannya juga merajai industri kosmetik halal dunia. Adapun industri tekstil halal didominasi oleh China. Hal ini tentu belum Negara-negara lain yang kian menggiatkan sektor Industri halal dan ekonomi syariah lainnya.
"Inggil" dan Maraknya Industri Halal di IndonesiaMenurut Global Islamic Economy Indicator 2017, Indonesia masuk 10 besar negara konsumen industri halal terbesar dunia. Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara dengan masyarakat belanja makanan halal. Di sektor pariwisata halal, Indonesia menempati urutan ke-5 dunia. Sementara untuk obat-obatan dan kosmetika halal dan keuangan syariah, Indonesia menempati peringkat ke-6 dan 10 dunia.
Global Islamic Indicator (dok.sooroorsia)
Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama melihat fenomena Industri Halal ini perlu dioptimalkan. Regulasi yang dibuat pemerintah pun mendukung berkembangnya Industri Halal di Indonesia. Hadirnya Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) membantu meningkatkan perkembangan Industri.
BPJPH memambantu mendukung gerakan Industri Halal Indonesia untuk mendunia. Menurut menteri agama Lukman Hakim Syaifudin, berdirinya BPJPH mampu membangkitkan dan menggairahkan perkembangan industri halal Tanah Air yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. BPJPH harus segera membangun literasi dan kepedulian halal, baik bagi produsen, penjual maupun konsumen.
"Inggil" demikianlah nama sebuah usaha di dekat Pantai Teleng Ria Kabupaten Pacitan. Usahanya "Inggil" bergerak di bidang pengolahan Ikan Tuna menjadi berbagai varian produk. Mulai dari Tahu Tuna, Abon Tuna, hingga Terasi Tuna.
Seiring berkembangnya Industri Halal Indonesia di tingkat dunia, Berbagai varian "Inggil" telah mendapat sertifikasi Halal. Sertifikasi Halal ini tentu membantu dalam penjualan produk. Saya sendiri melihat banyak sekali varian yang didaftarkan Ibu Pemilik usaha ini.
Wajah senyum dan ramah beliau dalam melayani pelanggan membuat kita nyaman berada di "Inggil". Kita bisa memilih berbagai varian hasil olahan ikan tuna. Olahan ini pun selain mendapat sertifikasi halal, juga mendapat sertifikasi keamanan pula dari Dinas Kesehatan. Bahkan menurut beliau, "Inggil" juga merupakan satu-satunya usaha olahan tuna di Pacitan yang mandapat Surat kelayanan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Melihat Sertifikasi Halal "Inggil" tak hanya untuk satu produk saja. Varian produk yang dihasilkan "Inggil" juga diurus oleh pemiliknya untuk pendapatkan sertifikasi Halal. Ada 3 sertifikasi Halal sengan berbagai varian produk. Menurut Pemiliknya,adanya 3 sertifikat ini merupakan perbedaan varian olahannya. Sehingga perlu diterbitkan sertifikat dengan jenis varian yang berbeda di dalamnya.
Lihat Humaniora Selengkapnya