Mohon tunggu...
Sekar Widrya Ningrum
Sekar Widrya Ningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi: Berenang dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

New World

Film Vina Sebelum 7 Hari sebagai Cermin Ketimpangan Keadilan di Indonesia

5 Oktober 2025   21:38 Diperbarui: 5 Oktober 2025   21:38 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dari media sosial

Dalam Film Vina sebelum 7 hari yang rilis ditahun 2024 salah satu film horror di Indonesia yang menjadi sorotan publik saat tayang. Dalam film ini tidak hanya mengandung dari sisi hiburan semata, tetapi juga menyampaikan pesan moral dari film tersebut tentang kejadian yang ditimpa korban dan keluarganya dalam mengungkapkan kebenaran. Pada khasus Vina ini sudah terjadi sejak tahun 2016 yang lalu, yang dimana sejak saat itu publik mulai menyadari dan membuka kesadaran dipublik dari adanya kejanggalan dalam penanganan hukum yang telah dialami seorang gadis bernama Vina di Cirebon.

Dari beberapa pelaku ada yang sudah ditangkap, ada dugaan dari pelaku lain yang masih belum ditangkap kabarnya. Dari kasus ini menjadi inspirasi untuk seorang pembuat film yang di Sutradara Anggy Umbara dan di Produser in oleh Dheeraj Kalwani. Film yang diangkat dari cerita Vina untuk ditayangkan ke layar lebar atau bioskop, termasuk film horor yang terpaut didalam nya menggambarkan arwah Vina yang gentayangan dalam upayanya mencari keadilan 

Dalam tayangan film ini memunculkan getaran sosial yang nyata dari Masyarakat. Diskusi mengenai kasus vina kembali ramai di media sosial, yang dimana pernah viral tagar #JusriceForVina dan sempat trending. Adanya tekanan public ini mendorong para apparat hukum untuk meninjau kembali kasus tersebut. Bahwa ini menunjukan bahwa film ini bukan hanya hiburan semata, akan tetapi juga dapat menjadi alat untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong perubahan sosial. 

Berdasarkan fakta yang ada film ini menekankan bahwa hiburan bisa bersinergi dengan pesan moral yang mendalam, yaitu keberanian korban untuk menyuarakan kebenaran meski menghadapi risiko besar. Sisi lain yang dipandang sebagai media kritik sosial dari pada sekedar tontonan horror. Dalam narasi horror yang digabungkan dengan realitas sosial juga membuat penonton tidak hanya merasakan ketakutan. Akan tetapi juga munculnya rasa empati terhadap masalah korban. 

Bentuk seperti gangguan moral ini menjadi penting, dikarenakan menuntut penonton untuk berpikir kritis tentang keadilan yang terjadi di sekitar lingkungan masyarakat. Adanya film ini berhasil menekankan bahwa keadilan bukanlah hal yang sepele atau abstrak, tetapi sesuatu yang harus diperjuangkan secara nyata. Masyarakat pun menyoroti film ini dalam mendorong penegakan hukum. 

Dengan menampilkan kembali kasus Vina yang sempat tertunda, penonton diingatkan bahwa keaadilan sering kali membutuhkan partisipasi publik. Tekanan sosial yang dihasilkan dari kesadaran kolektif yang menjadi alat yang efektik untuk menuntuk pertanggungjawaban. Dari keberanian karakter Vina dalam film ini juga mencerminkan realitas keberanian korban dan keluarganya dalam menghadapi cobaan yang terjadi. Pesan ini penting ini menunjukkan bahwa perubahan sosial dan keadilan tidak datang secara praktis atau otomatis dan dibutuhkan keberanian untuk menuntut hak.

Film ini tidak hanya menyajikan hiburan, tetapi juga memberikan solusi terkandung terhadap masalah sosial. Pertama, penonton diajak untuk lebih kritis terhadap proses hukum dan lebih peka terhadap kasus yang menyangkut korban. Kesadaran ini penting agar masyarakat dapat berperan dalam mendorong keadilan.

Kedua, film ini mendorong keberanian individu untuk bersuara. Baik korban, keluarga, teman maupun saksi harus didorong untuk mengungkap fakta tanpa takut akan tekanan sosial atau stigma. Pesan moral ini relevan bagi semua pihak agar keberanian menjadi bagian dari perjuangan hukum dan kebenaran. Ketiga, film menjadi pengingat bahwa media hiburan dapat menjadi alat edukasi sosial. Melalui kisah nyata yang dikemas menarik, masyarakat diajak untuk refleksi tentang realitas hukum dan sosial. Dengan demikian, filn Vina Sebelum 7 Hari membuktikan bahwa film horor bisa bersifat ganda yakni bisa menghibur sekaligus mendorong perubahan sosial yang nyata.

Yang pada akhirnya, film ini menjadi cermin kritik terhadap sistem hukum Indonesia. Masih banyak kasus yang tidak tuntas karena korupsi, nepotisme, atau intervensi pihak berkuasa. Vina: Sebelum 7 Hari berperan sebagai pengingat bahwa masyarakat tidak boleh pasif terhadap ketidakadilan dan harus aktif dalam mendorong keadaan nyata, jelas, dan dapat dipertanggung jawabkan.

Film Vina: Sebelum 7 Hari adalah karya seni yang memiliki fungsi ganda: sebagai hiburan sekaligus media kritik sosial. Tesis yang menegaskan bahwa film ini lebih dari sekadar tontonan horor dapat dibuktikan melalui konteks nyata kasus Vina, resonansi publik, narasi horor yang sarat empati, serta keterkaitannya dengan realitas sosial Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun