Meski menjabat sebagai pimpinan DPR RI, tingkah polah Fahri Hamzah lebih banyak menampilkan lelucon di hadapan publik. Hal itu lantaran ucapannya yang seperti orang tak waras dan kurang berpendidikan.
Semua itu menampilkan Fahri Hamzah sebagai sosok yang minim etika politik. Ia dianggap publik sebagai pihak oposisi yang tak kredibel karena kerap melontarkan pernyataan yang menyerang pemerintahan Presiden Joko Widodo tanpa data yang valid.
Seperti baru-baru ini Fahri Hamzah menilai bahwa Presiden Jokowi membuat Indonesia makin rusak dan tidak menentu arah tujuannya. Ia menilai ada empat kesalahan arah yang dituju bangsa Indonesia saat ini, yakni ketidakjelasan arah ideologi bangsa, arah politik, arah ekonomi, dan arah budayanya.
Bila kita mau sedikit berpikir waras, tentunya, apa yang ditudingkan oleh Fahri Hamzah itu seperti berbalik ke arahnya sendiri. Indonesia justru rusak karena ada orang-orang seperti Fahri Hamzah, Fadli Zon dan Amien Rais yang kerjanya selalu menghujat, mencemooh dan berpikiran negatif.
Mereka sebagai tokoh politik sekaligus pejabat negara tidak memberikan keteladanan yang baik kepada rakyat. Demi kekuasaan dan kepentingan politik yang sempit, mereka kerap menyebarkan pernyataan yang ngawur, berisi fitnah dan banyak mengandung ujaran kebencian.
Bila arah pemerintahan saat ini tidak benar, Fahri sebagai pimpinan DPR RI turut mengoreksi dan memperbaikinya. Ia harusnya turut dalam gotong royong memperbaiki kondisi. Bukan malah mengumbar di media, sambil mencari peluang kekuasaan saja.
Cara berpolitik Fahri ini sangat oportunis dan mau enaknya sendiri saja. Dia tak mau bekrja keras dan berpeluh keringat untuk memperbaiki kondisi. Bisanya hanya mengkritik, mencerca, dan nyinyir, namun tak mau bekerja.
Ucapan Fahri Hamzah di atas membuktikan bahwa  kapasitasnya sebagai anggota DPR tidaklah lebih baik dari orang lain. Fahri Hamzah sebaiknya jangan hanya 'ngoceh' terus karena banyak yang bisa dikerjakan sebagai pimpinan DPR, daripada mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mendiskreditkan Pemerintah.
Itulah kualitas oposisi yang dimiliki oleh Fahri dan gerombolannya di pihak oposisi. Mereka hobi mengkritik, tapi tak mau dikritik balik, bahkan juga tak mau bekerja dengan baik. Padahal mereka selama ini digaji dengan pajak sebagai wakil rakyat.