Mohon tunggu...
Muhammad Wahdini
Muhammad Wahdini Mohon Tunggu... Buruh - pembelajar

.....

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hoaks itu Bahan Bakar Kemajuan Bangsa

11 Mei 2018   22:32 Diperbarui: 13 Mei 2018   09:58 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dulu saya percaya bahwa kemunduran bangsa ini salah satunya dipicu oleh masifnya berita palsu (hoax) disebar, hingga ini menjadi isu besar, dari tingkatan WAG arisan RT yang ribut soal vaksin, ribut soal resi OL shop, sampai sampai ke isu soal keringet kalajengking, hingga akhirnya energi bangsa ini habis dan terkuras di papan Qwerty, saling berbantah link dengan imbuhan "bisa baca, kan?"

Tapi, saya perlu meralat persepsi itu, setidaknya dimulai dari malam tadi. Tiba-tiba saja pesan berantai WA muncul di HP, isinya ajakan untuk dapat kesempatan tiket Gratis dari Maskapai Penerbangan untuk 2 orang.

Kalo tidak salah, saya pernah mendapatkan pesan yang sama beberapa bulan yang lalu, dan kemudian dibantah oleh manajemen maskapai, tapi dengan sedikit modifikasi, pesan yang kurang lebih sama muncul lagi semalam.

Tidak hanya 1, tapi sampai 5 pesan, dikirim dari orang yang berbeda dan punya latar belakang berbeda pula. Temen saya, panggil saja A, yang jarang bercanda, dan selalu serius, ikutan mengirim pesan ini juga. Dan seperti diduga, Gak beberapa lama, portal online menerbitkan berita bahwa promo itu hoax. Lalu kembali muncul link yang dikirimkan dari anggota WAG yang lain "Hoax itu sob, lain kali cek dulu beritanya". Tidak ada permohonan maaf dari penyebar kabar, cukup dengan diam, persoalan selesai. Juga tidak ada klarifikasi dari A, temen saya yang serius ini. Sepertinya ia ingin bercanda, tapi saya yang menganggapnya kelewat serius.

iya, serius. saya begitu serius menempatkan hoax menjadi prioritas yang harus diselesaikan, padahal ini adalah energi besar yang perlu dikelola. Kok bisa?

jadi gini, pesan yang semalam beredar adalah promo gratis untuk 2 orang. andai saja saya pertama kali mendapatkan info itu, apakah saya akan menginformasikannya ke orang lain? Ya belum tentu (baca:ya enggak lah), mending langsung buka link trus ajak istri. Gratis lo ini.

tapi, ini gak terjadi. walaupun probabilitas bisa baik pesawat gratis kecil, bahkan gak mungkin, tetap aja pesan tersebar. Hebat, kan?

artinya apa? Kita tak perlu khawatir dengan masa depan, Kita punya kekuatan menyongsong era Industrialisasi 4.0, yaitu semangat untuk Berbagi dan Berkolaborasi.

Yup, dua semangat itu yang menjadi kunci sukses bangsa. Saya perlu belajar banyak soal itu. Kalau saja tiket gratis itu saya nikmati sendiri, tentu tidak ada pemerataan, hanya segelintir orang yang bisa naik pesawat. Ya khan? Karna itu berita baik, kudu dibagi.

dengan semangat berbagi, lahir keinginan untuk berkolaborasi, karna merasa satu rasa, satu pesawat. kolaborasi jadi kata ber font besar yang dipakai kebanyakan motivator jaman Now, "ini era Kolaborasi bukan Kompetisi".

lebih jauh, promo palsu itu membuka peluang kolaborasi antara korporasi dan penumpang. Adanya pesan itu membuka tabir untuk membantu perusahaan plat merah untuk berkembang. Warganet diajak untuk rembuk "crowdfunding" secara aktif, dan menentukan strategi promo yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun