Mohon tunggu...
Sebastianus KiaSuban
Sebastianus KiaSuban Mohon Tunggu... Penulis - ASN

ASN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Risalah Hari

4 Juli 2019   13:06 Diperbarui: 4 Juli 2019   13:12 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Letak yang strategis dari selat Lamakera, diapiti pulau Solor dan Lembata, dan menjadi pintu masuk laut Sawu, tidak sedikit ini adalah tempat bermain beragam species ikan domersal/laut dalam maupun pelagis/permukaan, yang selalu datang dan pergi. Siklus hidup ikan ini dipelajari nelayan Lamakera turun temurun. Tuna, Cakalang Tongkol dan banyak jenis lainnya adalah jenis pelagis yang sering melintasi wilayah Solor. Bersama setiap musim panas khatulistiwa ataupun hembusan angin yang membawa hawa dingin perairan dari Selatan, mereka datang demi kelanjutan speciesya.

Sudah lama riwayat penangkapan mamalia seperti Paus dan Pari  berlangsung. Hasil tangkapan  lalu di jual ke pasar oleh para ibu --ibu. Tapi ada juga yang menjualnya ke luar daerah karena ada permintaan yang datang dari luar. Kini, kedua jenis ini telah dilindungi oleh pemerintah dengan UU karena kian hari semakin langka populasinya. Alhasil para nelayan menepi, patuh dan harus taat kerena perintah UU. Sebagai warga negara yang baik, mereka rela melepas profesi yang sudah mereka lakoni secara turun temurun karena tuntutan hidup.

Di kantor desa Watobuku- Lamakera, kami berdiskusi akan dilema ini sekaligus ironi ini. Antara nasib keluarga dan laut yang menjadi ibu bagi kehidupan orang Lamakera pilihan harus diputuskan oleh nelayan -- nelayan tangguh tersebut. Pertanyaan ini mengendap di benak meminta jawaban saat diskusi ringan di balai rakyat Lamakrera bersama Kades dan segenap aparat yang saat itu berkantor. Bagaimana jawabannya, apa pilihan keputusannya ?

img-20190627-124609-5d1d96d6097f367fa20a0292.jpg
img-20190627-124609-5d1d96d6097f367fa20a0292.jpg
                                                                                                Dokpri, atobuku Lamakera

Sudah banyak masyarakat Lamakera yang beurusan dengan Hukum, diadili pada sidang pengadilan karena  upaya selamatkan keluarga demi menyambung asa masa depan generasi selanjutnya dengan cara yang oleh UU di larang. Menjawab semua ini, banyak pertimbangan  yang mesti diajukan, pada laut ataukah pada mimpi anak solor yang hadir di ruang kelas atau di tepian pantai saat mereka bermain. Aku mau ini abadi seabadi dan sesetia mentari datang dan pergi tanpa harus diminta. Adalah risalah hari ini telah banyak memberiku makna pelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun