Mohon tunggu...
Searra Nandya Azzahra
Searra Nandya Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Analisis Kimia IPB'58

a bibliophile

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Pendidikan Bahasa Isyarat bagi Pelajar Indonesia

30 Juli 2021   10:27 Diperbarui: 30 Juli 2021   13:29 1765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada umumnya, manusia memiliki panca indera yang berfungsi dengan baik. Ada mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, hidung untuk mencium, lidah untuk mengecap, dan kulit untuk meraba. Namun, terdapat beberapa individu yang tidak diberkahi dengan kemampuan-kemampuan tersebut. Salah satunya adalah tunarungu. Menurut Suharmini (2009), tunarungu adalah keadaan dari seorang individu yang mengalami kerusakan pada indera pendengaran sehingga menyebabkan tidak bisa menangkap berbagai rangsang suara, atau rangsang lain melalui pendengaran. Karena keterbatasan itulah, teman tuli—sebutan untuk orang yang tunarungu—tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia seperti orang pada umumnya. Teman tuli menggunakan bahasa isyarat sebagai alat komunikasi sehari-hari. Di Indonesia terdapat dua jenis bahasa isyarat, yaitu Bisindo dan Sibi. Sibi seringkali digunakan pada kegiatan pembelajaran di SLB, tetapi teman tuli pada umumnya lebih sering menggunakan Bisindo.


Menurut data Sistem Informasi Manajemen Penyandang Disabilitas dari Kementerian Sosial terdapat 13.793 penyandang tunarungu dari 270,2 juta penduduk Indonesia. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa penyandang tunarungu di Indonesia cukup banyak. Namun, teman tuli di Indonesia belum mendapat sarana dan prasarana yang inklusif. Teman tuli masih mengalami kesulitan dalam berkomunikasi di lingkungan sekitar. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan bahasa yang digunakan antara masyarakat umum dan teman tuli. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang bahasa isyarat membuat jarak antara teman tuli dan masyarakat semakin jauh. Maka dari itu, penting sekali jika masyarakat umum dapat mempelajari penggunaan Bisindo atau Sibi agar tak ada lagi batasan di masyarakat.


Pendidikan bahasa isyarat memiliki beberapa manfaat. Dengan mempelajari bahasa isyarat, komunikasi masyarakat dengan teman tuli akan berjalan lancar. Teman tuli dapat berbelanja di supermarket, memesan tiket kereta di stasiun, dan menanyakan jalan kepada orang lain tanpa harus menulis apa yang ingin diucapkan. Selain itu, pendidikan bahasa isyarat bermanfaat bagi perkembangan otak terutama pada anak-anak. Menurut penelitian dari Pennsylvania University yang dilakukan oleh Marilyn Daniels, anak-anak yang mempelajari bahasa isyarat cenderung memiliki kemampuan membaca lebih baik dibandingkan dengan yang tidak menguasai.

Selain kemampuan membaca, penguasaan bahasa isyarat dapat meningkatkan keterampilan kognitif yang berpengaruh pada peningkatan IQ. Peneliti Michele Cooke dari University of Massachusetts Amherst menyatakan bahwa orang yang menguasai bahasa isyarat memiliki keterampilan penalaran spasial yang baik. Ia melakukan percobaan dengan memberikan pemahaman mengenai konsep geografi struktural. Konsep ini memang memerlukan keterampilan visualisasi dan penalaran spasial yang baik. Ia memberi pemahaman konsep tersebut kepada sekolah menengah khusus murid tunarungu dan mahasiswa di perguruan tinggi. Percobaan tersebut membuahkan hasil yang mengejutkan. Murid tunarungu memiliki pemahaman yang jauh lebih unggul dibandingkan mahasiswa di perguruan tinggi.


Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa selain untuk mempermudah komunikasi dengan teman tuli, bahasa isyarat pun sangat baik untuk individu penggunanya. Pendidikan bahasa isyarat dapat membantu pelajar di Indonesia mengembangkan keterampilan yang berkaitan dengan penalaran yang nantinya akan meningkatkan kualitas belajar. Proses belajar mengajar akan diserap lebih cepat oleh murid sehingga memudahkan guru dalam menyampaikan materi. Murid pun akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan.


Melihat banyaknya manfaat mempelajari bahasa isyarat, ada baiknya jika Pendidikan bahasa isyarat dapat disertakan ke dalam kurikulum pembelajaran Sekolah Dasar. Lebih baik pula jika pelajar di Indonesia dapat mempelajari bahasa isyarat secara berkelanjutan hingga tingkat Sekolah Menengah Atas dan sekolah sederajat lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun