Mohon tunggu...
Schatzi Ardita
Schatzi Ardita Mohon Tunggu... Mahasiswa

Penggiat Film, Sastra, Event, dan Creative Industry

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Melihat Kiprah Prodi Arsitektur Universitas Ciputra Surabaya di Forum International

6 Agustus 2025   09:01 Diperbarui: 6 Agustus 2025   09:01 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Sebagai mahasiswa yang mengikuti perkembangan arsitektur dan isu keberlanjutan, saya cukup tertarik saat mengetahui bahwa Program Studi Arsitektur Universitas Ciputra (UC) menjadi salah satu inisiator dalam forum internasional bertajuk Bamboo Nation. Forum ini bukan sekadar ajang akademik biasa, tetapi kolaborasi lintas universitas yang cukup prestisius, melibatkan Universitas Ciputra, Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Kristen Petra, dan Xi'an Jiaotong-Liverpool University (XJTLU) dari Tiongkok.

Bamboo Nation mengangkat topik yang menurut saya sangat relevan dan progresif: eksplorasi bambu sebagai material arsitektur masa depan melalui pendekatan kontemporer. Di forum ini, para peserta tidak hanya berdiskusi, tetapi juga langsung terlibat dalam workshop dan pembangunan struktur eksperimental berbasis bambu yang mengedepankan sistem kinetik, desain parametrik, simulasi struktur, hingga fabrikasi digital.

Menariknya, Universitas Ciputra bukan hanya peserta aktif, tapi juga menjadi tuan rumah dan inisiator kegiatan ini. Ini menunjukkan bahwa kampus tersebut punya posisi strategis dalam mendorong inovasi arsitektur yang menggabungkan teknologi digital, material lokal, dan prinsip keberlanjutan.

Salah satu sesi yang cukup menonjol di forum ini dibawakan oleh Stephanus Evert Indrawan S.T., M.A., dosen Arsitektur UC yang juga dikenal sebagai praktisi desain digital. Ia memperkenalkan konsep adaptive joinery system, yaitu sistem sambungan bambu yang fleksibel dan mampu merespons kondisi lingkungan, khususnya di wilayah rawan bencana seperti Indonesia. Melalui pendekatan parametrik dan fabrikasi digital, sistem ini memungkinkan bambu digunakan secara presisi dan inovatif, sesuatu yang menurut saya membuktikan bahwa bambu bisa naik kelas sebagai engineered material yang siap bersaing secara global.

Forum ini juga menjadi ruang kolaborasi internasional, di mana mahasiswa dan dosen dari berbagai universitas saling bertukar ide, perspektif, dan pendekatan dalam mengembangkan desain arsitektur berbasis material lokal. Dari sudut pandang saya, kegiatan semacam ini penting untuk memperluas wawasan mahasiswa sekaligus membangun kesadaran bahwa keberlanjutan tidak hanya soal eco-friendly, tetapi juga soal inovasi dan adaptasi teknologi terhadap konteks lokal.

Keterlibatan ARS UC dalam Bamboo Nation juga selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 11 tentang kota dan komunitas berkelanjutan, serta poin 12 mengenai konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Bambu, sebagai material lokal yang cepat tumbuh, rendah karbon, dan dapat diperbarui, menjadi simbol penting dari upaya merancang arsitektur yang lebih ramah lingkungan dan berorientasi masa depan.

Dari apa yang saya lihat, langkah Universitas Ciputra ini bukan hanya membawa nama baik institusi, tetapi juga memperlihatkan arah baru pendidikan arsitektur di Indonesia yang tidak terpaku pada cara lama, tapi terbuka terhadap kolaborasi internasional, teknologi digital, dan pengembangan material lokal.

Sebagai mahasiswa, saya merasa optimis bahwa dengan semangat semacam ini, arsitektur Indonesia bisa berkontribusi lebih besar dalam membentuk wajah dunia yang lebih berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun