Desember awal seperti biasa sudah banyak yang membuat kue-kue kering khas Perayaan Hari Besar sepeerti Nastar, Kaastengels atau Kue Semprit, dan lain-lain.
Aku memgamati dan berfikir bahwa ini adalah kondisi klasik dimana kita memberikan bingkisan atau hampers kepada teman dan keluarga berupa kue kering yang sudah menjadi kebiasaan selama bertahun-tahun.
Kue-kue ini jelas ada pengaruh kebudayaan lain yang kemudian di adopsi oleh orang Indonesia. Dan menjadikannya sebagai bagian dari setiap perayaan yang ada.
Teringat akan makanan khas Betawi yang beberapa belas tahun lampau yang disajikan saat Lebaran ketika mengunjungi seorang teman asli Betawi, sajian sangat khas yaitu Akar Kelapa.
Ketika pertama mencoba langsung aku suka dan ketagihan karena rasanya enak dan renyah walaupun bahan-bahan yang digunakan sangat sederhana namun bisa menghasilkan kue yang enak.
Semakin hari Kue Akar Kelapa ini makin kehilangan pamor karena mungkin bisa saja dianggap kuno dan tidak berkelas  sehingga makin jarang penjualnya. Sama seperti Dodol Betawi yang semakin langka dan hampir punah.
Kuputuskan membuat panganan Kue Akar Kelapa sebagai hantaran Natal tahun ini. Tujuannya selain melestarikan budaya kuliner Khas Nusantara agar tidak punah juga agar generasi muda mengenal akan makanan asli Indonesia.
Sudah banyak yang tidak tahu atau mengenal Akar Kelapa ini. Sehingga jika mereka mencoba akan tahu bahwa ada kue kering enak yang bisa dibanggakan.
Di bawah ini adalah resep Akar Kelapa yang kumodifikasi sedikit.