Mohon tunggu...
Savitri Chandra
Savitri Chandra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Author

Wanderlust, Writer, Baker, love nature photography People who living extraordinary in the ordinary world

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dongeng Nusantara: Sebuah Warisan Leluhur

20 Maret 2021   17:55 Diperbarui: 20 Maret 2021   18:04 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini adalah Hari Dongeng sedunia, baru saja aku tahu bahwa hari ini sebenarnya istimewa.

Dongeng adalah cerita yang paling sering kudengar sejak kecil seperti kancil mencuri ketimun, Timun Mas, Bawang Merah dan Bawang Putih, Klenting kuning, cerita dongeng tentang rawa pening dan masih banyak lagi dongeng penghantar tidur.

Majalah anak-anak jaman dulu seperti Bobo dan si Kuncung juga memasukkan dongeng dalam ceritanya.

Kemudian ada lagi dongeng tentang Puteri Salju dan 7 kurcaci, Beauty and the Beast, Nutracker, Puteri Duyung dan dongeng ciptaan Hans Christian Andersen yang membawa khayalan seorang anak jauh melintasi ruang dan waktu.

Bahkan seringkali seorang anak ingin menjadi sesuai karakter utama dari dongeng yang dibacakan atau diceritakan secara terus menerus.

Aku ingat saat aku masih kecil, Eyang Kakung paling suka memceritakan dongeng rakyat yang diulang-ulang sampai kita semua hafal sedetail-detailnya.

Begitu pula cerita seperti cerita Damarwulan dan 7 bidadari tentang 7 bidadari yang terbang menuju bumi dan mandi di danau kemudian Damarwulan mengintip mereka dan mengambil 1 selendang milik salah satu bidadari. 

Saat semua sudah selesai mandi dan 6 lain bersiap terbang kembali ke kahyangan, 1 orang dari mereka tertinggal karena kehilangan selendangnya. Ia tak bisa terbang tanpanya.  

Kemudian Damarwulan "menolong" sang bidadari dan menikahinya. Selama menjadi istri dan memberi seorang anak tidak pernah kekurangan nasi karena kesaktian sang bidadari.  

Namun suatu hari, sang bidadari menemukan selendang yang disembunyikan oleh Damarwulan. Dan bidadari cantik tadi langsung memakainya dan meninggalkan Damarwulan beserta anaknya. Sungguh apes nasib Damarwulan.

Dalam cerita ini sebenarnya terkandung sebuah pembelajaran bahwa seseorang seharusnya jujur dan tidak menipu seseorang. Suatu hari serapat-rapatnya kebohongan pasti akan terbongkar juga dan pelakunya musti menerima hukuman dan resikonya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun