Mohon tunggu...
Savira Alviolita marcelina
Savira Alviolita marcelina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Psikologi Universitas Prof. Dr. Hamka

seorang mahasiswi yang sedang menjalankan S1 Psikologi Email : Sapireyyy@gmail.com Ig : @saviraalviolita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketidaksadaran Toxic Relationship Dapat Menyebabkan Trauma

27 Januari 2021   17:45 Diperbarui: 27 Januari 2021   17:48 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://herstory.co.id/read4600/duh-pasangan-toxic-gak-akan-bisa-berubah-ini-penjelasan-psikologinya

Pada Jaman sekarang tak sedikit orang – orang mengalami toxic relationship hanya karena beberapa alasan salah satunya “terlalu sayang sehingga tidak mau kehilangan”alasan itu sering memicu beberapa pasangan mengalami toxic relationship. Tak sedikit pada saat ini orang – orang yang menjadi korban toxic relationship berani untuk angkat bicara menceritakan kasusnya kepada publik,hal itu sangat membuat beberapa masyarakat tertarik untuk mengetahuinya apalagi dikalangan remaja – dewasa. Ada beberapa yang berani angkat bicara menceritakan kisah lika likunya ketika mengalami toxic relationship,ada juga beberapa korban dari toxic relationship yang mengalami trauma karena mengalami dating violence. Mungkin bagi beberapa orang trauma akan masalah ini adalah hal sepele padahal disisi lain hal ini sangat berpengaruh pada kondisi mental seseorang.

Bahkan ada beberapa mahasiswa di salah satu perguruan tinggi yaitu universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka (UHAMKA) melakukan  webinar dengan tema toxic relationship pada tanggal 10 Januari 2021,tak sedikit membuat orang – orang tertarik untuk mengikuti acara tersebut. Menurut Ketua Pelaksana yaitu Mutiara karina Rizqita webinar ini dilakukan bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang toxic relationship,meningkatkan kepedulian tentang kesehatan mental dalam hubungan dan memberikan pemahaman tentang penerimaan diri yang positif.

Jika kita sudah merasa mengalami toxic relationship namun menganggapnya sebagai hal yang wajar,kita harus melakukan beberapa hal. Pertama mulailah mengidentifikasi masalah,mulai mencari tahu apa penyebab atau latar belakang misalnya bagaimana masalah ini bisa terjadi dan apa pemicu atau dorongan yang membuat bahwa semua ini terjadi.

Kedua yaitu bersikap asertif dengan menyatakan keberatan atau berani berkata ”Tidak” saat pasangan mulai memaksa melakukan sesuatu yang tidak kita suka dan tidak sepantasnya. Hal ini sangat patut dilakukan karena kita sangat bertanggung jawab atas diri kita sendiri. Dengan berani bersikap seperti ini, kita juga memiliki kontrol atas diri kita sendiri dan tidak cenderung didominasi oleh pasangan.

Ketiga yaitu berhenti menyalahkan diri sendiri, hilangkan pemikiran bahwa semua yang terjadi adalah kesalahan yang disebabkan oleh diri kamu. Karena jika kita terus – terusan menyalahkan diri kita,akan menyebabkan stress dan depresi dan kita akan merasa bahwa diri kita tidak berguna.

Keempat menyudahi hubungan jika memang  sudah merasa sangat tidak ada yang berubah atau merasa hubungan makin lama makin sudah tidak sehat. Karena semakin kita mempertahankannya,korban mungkin bias merasakan trauma untuk kedepannya.

Kelima jika dengan cara menyudahi hubungan tetap masih merasa trauma,coba memnita bantuan kepada para ahli atau orang terdekat. Mulai dari keluarga dan mungkin bias ke psikolog atau psikiater dan sebagainya. Ceritakan semua yang sedang dirasakan kepada mereka karena itu akan membantu diri anda untuk menghilangkan rasa trauma sedikit – demi sedikit.

Tak sedikit seseorang pernah mengalami toxic relationship dan menganggap bahwa dating violence adalah hal yang wajar. Tapi dalam pengalaman ini seseorang yang telah mengalami hal tersebut harus semakin self-love karena dapat membwa hal positif kepada diri sendiri seperti lebih mudah berpikir positif terutama ketika dalam keadaan marah,sedih dan kecewa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun