Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan selalu identik dengan kegiatan buka puasa bersama atau bukber. Acara ini menjadi momen yang dinanti untuk berkumpul kembali dengan keluarga, sahabat, rekan kerja, bahkan sering dijadikan sebagai ajang reuni teman sekolah atau kuliah. Namun, di tengah euforia bukber, sering kali esensi kebersamaan dan silaturahmi justru terlupakan. Bukber terkadang menjadi ajang untuk pamer (flexing) atau bahkan bergosip (ghibah), padahal sejatinya bukber bisa menjadi ladang pahala.
  Nabi Muhammad SAW dalam salah satu wasiatnya saat tiba di Madinah memberikan empat pesan utama. Pertama, salinglah memberi makan. Kedua, salinglah memberi salam antar sesama. Ketiga, jalinlah silaturahmi. Dan keempat, sholatlah saat manusia lain sedang tertidur, maka kalian akan masuk surga dengan selamat. Dari keempat wasiat tersebut, saat bukber kita bisa menerapkan tiga poin utama yang beliau sampaikan. Oleh karena itu, mindfulness atau kesadaran penuh dalam menjalani momen bukber dapat menjadi kunci agar acara ini tidak sekadar menjadi ajang makan-makan, tetapi benar-benar bermakna.
   Bukber bukan hanya soal berbagi hidangan atau menikmati suasana restoran yang nyaman, melainkan juga tentang mempererat hubungan sosial. Dengan menerapkan mindfulness, kita bisa lebih menghargai kehadiran orang-orang di sekitar, mendengarkan cerita mereka dengan penuh perhatian, dan benar-benar terlibat dalam percakapan yang bermakna. Hindari fokus berlebihan pada dokumentasi momen untuk media sosial dan alihkan perhatian pada interaksi yang lebih mendalam.
   Salah satu cara mempererat kebersamaan saat bukber adalah dengan saling berbagi makanan. Tidak hanya sekadar membawa makanan untuk diri sendiri, tetapi juga berbagi dengan orang lain yang mungkin membutuhkannya. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagi hidangan secara langsung, mengajak teman yang kurang mampu untuk ikut serta, atau bahkan menyisihkan sebagian makanan untuk diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Dengan berbagi makanan, kita tidak hanya menjalankan sunnah Rasulullah tetapi juga menciptakan suasana kebersamaan yang lebih erat dan penuh keberkahan.
   Selain itu, berbagi makanan juga dapat menjadi wujud empati terhadap sesama. Misalnya, jika dalam satu kelompok ada teman yang sedang mengalami kesulitan ekonomi, kita bisa secara sukarela menanggung sebagian biayanya tanpa membuatnya merasa terbebani. Membawa makanan lebih dari cukup untuk dibagikan kepada orang lain juga bisa menjadi kebiasaan baik yang mencerminkan nilai kepedulian sosial. Dengan itu bukber tidak hanya menjadi ajang pertemuan yang dilaksanakan setiap tahunnya, tetapi juga menjadi sarana untuk meningkatkan kepekaan sosial dan kebersamaan.
  Agar Kegiatan bukber bisa membawa keberkahan baik untukmu dan orang disekitar sebelum menghadiri bukber, tanyakan kepada diri sendiri: apa niat saya untuk acara ini? Jika niatnya adalah untuk memperkuat silaturahmi, membantu sesama dan mendapat keberkahan di bulan Ramadhan, maka usahakan hadir dengan hati yang terbuka dan keinginan untuk menjalin komunikasi yang lebih baik. Jangan hanya datang karena takut FOMO (Fear of Missing Out) atau merasa tidak enak menolak undangan. Pastikan kehadiran kita benar-benar membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
   Tidak hanya itu pada saat bukber, kita lebih banyak sibuk dengan ponsel, membalas pesan, atau bahkan terlalu fokus memilih menu makanan. Mindfulness mengajarkan kita untuk hadir secara penuh---baik secara fisik maupun emosional. Letakkan ponsel sejenak, tatap lawan bicara, dengarkan cerita mereka tanpa terburu-buru memberikan tanggapan, dan rasakan kebersamaan yang sesungguhnya. Selain itu Agar bukber semakin bermakna, tutup dengan doa dan rasa syukur. Ucapkan terima kasih kepada tuan rumah atau pihak yang mengundang, silaturahmi yang dijalin dengan penuh kesadaran akan memberikan energi positif dan mempererat hubungan sosial yang lebih berkualitas.
   Bukber seharusnya tidak hanya menjadi rutinitas tahunan, tetapi juga momen berharga untuk mempererat silaturahmi dengan kesadaran penuh. Dengan menerapkan mindfulness dalam setiap aspek bukber---mulai dari niat, kehadiran, percakapan, hingga menikmati makanan---kita bisa menjadikan momen ini lebih bermakna dan berkesan. Mari niatkan bukber sebagai sarana silaturahmi yang tulus, bukan sekadar ajang makan bersama yang dijadikan agenda rutin setiap tahunnya tapi niatkan semua itu untuk silaturahmi yang mengundang banyak pahala dan keberkahan dalam hidup kita.
Tulis pengalamanmu Bukbermu saat Bulan Ramadhan  di kolom komentar ya...  dan jangan lupa like, share dan follow jika kamu suka konten seperti ini.Â
Selanjutnya bahas apa lagi ya? Tulis di kolom komentar terimakasih...